Infonegeri, SELUMA – Pemkab Seluma bersama Aparat Penegak Hukum (APH) hari ini mempertontonkan keberingasan terhadap masyarakat yang memperjuangkan hak-hak lingkungan terhadap Tambang Pasir Besi.
Terlihat aparat menindak paksa dengan mengusir Masyarakat yang sejak 5 hari lalu menduduki tambang, meminta agar tidak beroperasi karena dapat mengancam keselamatan masyarakat setempat.
Dalam video berdurasi singkat tersebut yang mempertontonkan keberingasan aparat penegak hukum (APH) yang mengusir masyarakat agar meninggal tambang pasir yang selama 5 hari mereka duduki.
Selama kurang lebih 5 hari, hari ini didalam video masyarakat menangis histeris karena dibubarkan secara paksa oleh APH dari kem perkemahan, yang mereka dirikan selama menginap di lokasi pertambangan.
Pembubaran yang dilakukan Kepolisian Resor Seluma, disampaikan langsung Kapolres Seluma AKBP Darmawan Dwiharyanto, yang mengatakan pembubaran atas nama Undang-undang (UU) sebagai pengamanan.
“Atas nama undang-undang kami selaku kepala keamanan wilayah Kabupaten Seluma, memerintahkan ibu-ibu meninggalkan tempat ini sekarang juga,” ujar Darmawan Dwiharyanto dilansir dari ewarta.co, Senin (27/12/2021).
Menanggapi hal tersebut Direktur NGO Green Sumatera, Syaiful Anwar sangat menyayangkan sikap yang dilakukan APH, seharusnya dalam aksi yang telah dilakukan, Bupati hadir di tengah-tengah masyarakat.
“Selama aksi berlangsung seharusnya Bupati Seluma harus hadir di tengah-tengah masyarakat Kabupaten Seluma, bulan malah menyia-nyiakan, seolah menutup mata atas apa yang terjadi saat ini,” ungkapnya.
Tidak itu saja, ia pun menegaskan dalam pembubaran paksa yang dilakukan APH, dirinya akan siap mendukung masyarakat dalam memperjuangkan hak-hak lingkungan yang baik, terbebaskan dari tambang.
“Apa yang terjadi atas penolakan masyarakat hari ini kita akan ikut andil dan saya dan kawan-kawan menegaskan akan mendesak Bupati Seluma agar menyikapi persoalan yang terjadi,” tegas Syaiful saat diwawancarai.
Diketahui saat ini ada 8 orang diamankan, Warga Desa Pasar Seluma Fitri, Novita, Rustam Efendi, Rivaldo, dan aktivis pendamping Abdul WALHI, Selvia Genesis, Rahmad Coucil, dan Kepala Desa Hertoni Zakaria. [SA]