Infonegeri, BENGKULU – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), melalui Proyek Prakarsa Ketangguhan Bencana Indonesia dari Bank Dunia melakukan Pelatihan Fasilitator Desa/Keluarga Program Fasilitiasi Penguatan Ketangguhan Masyarakat Wilayah 1 Provinsi Bengkulu pada tanggal 13-21 September 2023 di Hotel Mercure.
Pelatihan Fasilitator Desa/Kelurahan di Provinsi Bengkulu di buka oleh Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bengkulu Jaduliwan SE,MM, dihadiri oleh Direktorat Kesiapsiagaan BNPB Rizky Julyansyah, Kepala Pelaksana BPBD Kota Wil Hopi, Fasilitator Nasional WanaKristanto, Wakil Koordinator, Fasilitator Daerah, serta Fasilitator Desa/Kelurahan.
Analis Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan, Rizky Julyansyah mewakili Direktorat Kesiapsiagaan BNPB mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pengetahuan dan pemahaman kepada fasilitator mengenai kebencanaan. Kegiatan ini dilaksanakan di Kelurahan Beringin Raya, Malabero, Pasar Bengkulu, Berkas, Penurunan dan lempuing.
“Kegiatan ini juga bertujuan agar fasilitator desa/kelurahan di Wilayah 1 Provinsi Bengkulu dapat meningkatkan kapasitas bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat diwilayah Kota Bengkulu karena faktor keselamatan dari ancaman bencana adalah diri sendiri dan orang terdekat.” kata Rizky Julyansyah, Minggu (17/09/2023).
Fasilitator ini juga nantinya akan menjadi tonggak atau agen perubahan dalam pengarusutamaan pengurangan risiko bencana. Hal ini menjadi sangat penting dan bermanfaat bagi desa/kelurahan itu sendiri ataupun BPBD karena fasilitator akan menjadi asset SDM penting yang dapat dioptimalkan pelibatannya dalam kegiatan kebencanaan.
Sama halnya dengan Direktorat Kesiapsiagaan BNPB, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bengkulu, Jaduliwan menyambut hangat dengan adanya pelatihan fasilitator Desa/Kelurahan di Kota Bengkulu yang di selenggarakan oleh BNPB dari Bank Dunia.
“Kegiatan ini sangat membantu Pemerintah Kota dalam menangani bencana sehingga dengan adanya Program Desa/Kelurahan Tangguh Bencana di Provinsi Bengkulu dapat mengurangi tingkat risiko bencana dengan memperkuat ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami.” terang Jaduliwan. [SA]
