Infonegeri, BENGKULU – Kejadian tragis menimpa warga di PT Agricinal pada hari Jumat sore, 12 Juli 2024. Dalam insiden yang mengejutkan ini, seorang warga menjadi korban penembakan yang belum diketahui motifnya, Senin (15/07/2024).
Kejadian tersebut langsung memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, ia meminta kepada aparat untuk memberikan perlindungan dan rasa keamanan kepada seluruh masyarakat.
“Saya minta semua pihak untuk meredam situasi ini. Saya telah menghubungi Kapolres setempat, dan pihak PT Agricinal agar segera mencari solusi. Jika sudah ada regulasi tentang HGU, itu harus dipatuhi,” katanya usai membesuk korban RS Bhayangkara.
Lebih lanjut Rohidin juga meminta pedampingan terhadap korban, “Saya juga meminta pendampingan dari penasehat hukum masyarakat untuk melindungi hak-hak mereka. Selain itu, kita juga harus menjaga kondusifitas investasi di daerah,” sampainya.
Korban insiden penembakan, Limsat Susanto alias Muhar (35), warga Desa Talang Arah Putri Hijau, Bengkulu Utara, saat ini masih terbaring lemas, keluarga korban, Eka Septo, mengapresiasi peran Gubernur Bengkulu Rohidin dalam kasus ini.
“Kami dari keluarga meminta agar permasalahan ini tidak berlarut-larut. Kami mengapresiasi langkah dan arahan Pak Gubernur yang responsif terhadap masalah ini. Kami berharap kejadian ini menjadi yang terakhir dan tidak terulang lagi,” ucap Eka.
Ditambahkan Wakil Kepala Rumah Sakit Bhayangkara dr. Debby, bahwa kondisi korban penembakan sudah mulai membaik dan sudah bisa pulang. “Rencananya hari ini korban sudah bisa pulang, tetapi kondisinya tetap akan kami pantau,” tutupnya.
Penembakan ini menambah daftar panjang insiden kekerasan di Bengkulu. Oleh karena itu, tentu Gubernur Bengkulu menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, aparat, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman dan damai.
Penembakan yang terjadi telah mendapat respon dari Kompolnas RI melalui Juru Bicara Poengky Indarti, selaku Pengawas Fungsional Polri akan melakukan pengecekan terhadap kasus ini dengan mengirimkan surat klarifikasi ke Polda Bengkulu.
“Kami akan menanyakan kronologi serta posisi kasusnya seperti apa. Apakah ada sengketa lahan? Ataukah bukan sengketa lahan, melainkan diduga ada pencurian tandan buah sawit?,” kata Poengky kepada media ini, Sabtu (13/07/2024) sore.
Ia juga menjelaskan dugaan penembakan terhadap warga tersebut, Kompolnas akan melakukan pengecekan apakah warga yang mencuri TBS tersebut melakukan perlawan terhadap kepolisian, atau sebaliknya polisi yang melakukan kekerasa.
“Apakah benar warga yang diduga mencuri TBS tersebut melakukan perlawanan dengan mengejar polisi sambil mengacung-acungkan parang? Ataukah justru polisi yang diduga melakukan tindakan kekerasan berlebihan dengan melakukan penembakan?,” terang Poengky.
Dengan terjadinya dugaan penembakan terhadap warga, kata Poengky pihaknya akan mendesak terutama Polres Bengkulu Utara dan Polda Bengkulu untuk segera memeriksa oknum Polisi yang telah menembak warga dilahan PT. Agricinal.
“Apa yang dilakukan Polda Bengkulu dan Polres Bengkulu Utara setelah adanya korban luka-luka? Apakah polisi yang melakukan penembakan segera diperiksa Propam? Hal-hal tersebut yang akan kami klarifikasi.” ungkap Poengky.
Lebih lanjut, Poengky juga berharap terhadap Anggota Polri yang diduga menembak warga segera diperiksa, dan memastikan apakah tembakan yang dilakukan sesuai prosedur atau tidak. Jika melanggar maka harus diproses.
“Kami berharap Polda Bengkulu segera memeriksa anggota Polri yang melakukan penembakan untuk memastikan apakah tembakan yang dilakukan sesuai prosedur atau tidak. Jika diduga melanggar SOP dan mengakibatkan orang lain luka-luka, maka pelaku harus dipproses pidana dan kode etik.” tegasnya.
“Tetapi jika setelah pemeriksaan dinyatakan tidak melanggar, maka tetap perlu ada evaluasi untuk perbaikan penanganan pengamanan di wilayah perkebunan. Kompolnas mendorong pemeriksaan berdasarkan scientific crime investigation agar hasilnya valid.” tambah Poengky.
Kompolnas, kata Poengky merekomendasikan penggunaan body camera bagi anggota yang bertugas di lapangan dan video camera untuk dapat digunakan sebagai pengawasan atasan serta menunjukkan profesionalitas anggota.
“Kompolnas berharap situasi di lapangan dapat dipulihkan kondusifitasnya. Kami berharap semua pihak cooling down, menahan diri. Kami juga berharap korban luka dapat segera sembuh, pulih seperti sedia kala.” demikian kata Poengky.
Pewarta | Soprian Ardianto