Konflik Agraria di Lahan PT Agricinal Bengkulu Utara Berujung Penembakan oleh Brimob, Ini Kata LPSK

Caption foto: Kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (Foto/dok: Soprian/LPSK)
Caption foto: Kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (Foto/dok: Soprian/LPSK)

Infonegeri, BENGKULU – Konflik agraria yang melibatkan warga dengan PT Agricinal di berujung pada insiden penembakan. Dua warga tertembak oleh anggota Brigade Mobil (Brimob) dalam sebuah konfrontasi yang terjadi pada Jumat sore, 12 Juli 2024.

Penembakan terjadi terhadap dua warga saat mempertahankan hasil panen Tandan Buah Sawit (TBS) di lahan yang diklaim oleh PT Agricinal. Akibat dari insiden tersebut, dua warga mengalami luka tembak dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Menanggapi insiden ini, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada permohonan perlindungan dari warga terkait peristiwa penembakan oleh oknum Brimob di lahan yang diklaim oleh PT Agricinal.

“Setelah kami cek sejauh ini belum ada Permohonan berkaitan dengan peristiwa tersebut, mohon bantuannya untuk kelengkapan dokumennya, agar permohonan dapat segera kami proses,” kata LPSK melalui keterangan tertulisnya, Kamis (18/07/2024).

Penggiat HAM

Dilansir sebelumnya penggiat Hak Asasi Manusia (HAM) Oky Alex S. Ia mendorong agar proses pengungkapan insiden tersebut secara transparan dan akun tabel. Menurutnya, hal ini penting untuk memastikan tidak ada pihak yang dirugikan.

“Insiden ini sangat disayangkan dan tidak seharusnya terjadi. Kami mendorong agar pihak kepolisian dan pihak terkait lainnya mengungkapkan kejadian ini dengan jujur dan terbuka kepada publik. Transparansi dan akuntabilitas adalah kunci untuk memulihkan kepercayaan masyarakat,” ujar Oky, Selasa (16/07/2024) kemarin.

Selain itu, Oky juga menekankan pentingnya perhatian terhadap kondisi korban dan keluarganya. Dirinya menyatakan bahwa selain proses hukum, pemulihan fisik dan psikologis korban juga harus menjadi prioritas. Keluarga korban, yang turut merasakan dampak dari kejadian ini, perlu mendapatkan dukungan dan pendampingan.

“Insiden ini perlu juga mendapatkan perhatian yakni korban tidak hanya menghadapi trauma fisik, tetapi juga trauma psikologis. Oleh karena itu, perhatian terhadap kesejahteraan mereka sangat penting. Kami berharap semua pihak, termasuk pemerintah dan lembaga terkait, dapat memberikan dukungan,” tambahnya.

Kompolnas RI

Kasus tersebut Juru Bicara Kompolnas Poengky Indarti, menjelaskan, Kompolnas selaku Pengawas Fungsional Polri akan melakukan pengecekan terhadap kasus penembakan dua warga dengan mengirimkan surat ke Polda Bengkulu.

“Kami akan menanyakan kronologi serta posisi kasusnya seperti apa. Apakah ada sengketa lahan? Ataukah bukan sengketa lahan, melainkan diduga ada pencurian tandan buah sawit?,” kata Poengky di Jakarta, Sabtu (13/07/2024) sore.

Dengan terjadinya dugaan penembakan terhadap warga, kata Poengky pihaknya akan mendesak terutama Polda Bengkulu dan Polres Bengkulu Utara untuk segera memeriksa oknum Polisi yang telah menembak warga.

“Apa yang dilakukan Polda Bengkulu dan Polres Bengkulu Utara setelah adanya korban luka-luka? Apakah polisi yang melakukan penembakan segera diperiksa Propam? Hal-hal tersebut yang akan kami klarifikasi nantinya.” ungkap Poengky.

Lebih lanjut, Poengky juga berharap terhadap Anggota Polri yang diduga menembak warga segera diperiksa, dan memastikan apakah tembakan yang dilakukan sesuai prosedur atau tidak. Jika melanggar maka harus segera diproses.

“Polda Bengkulu segera memeriksa anggota Polri yang melakukan penembakan untuk memastikan apakah tembakan yang dilakukan sesuai prosedur atau tidak. Jika diduga melanggar SOP, maka pelaku harus diproses pidana dan kode etik.” harapnya.

Lebih lanjut “Jika setelah pemeriksaan tidak melanggar, maka tetap perlu ada evaluasi untuk perbaikan penanganan pengamanan di wilayah perkebunan. Pemeriksaan berdasarkan scientific crime investigation agar hasilnya valid.” tambah Poengky.

Kompolnas, kata Poengky merekomendasikan penggunaan body camera bagi anggota yang bertugas di lapangan dan video camera untuk dapat digunakan sebagai pengawasan atasan serta menunjukkan profesionalitas anggota.

“Kompolnas berharap situasi di lapangan dapat dipulihkan kondusifitasnya. Kami berharap semua pihak cooling down, menahan diri. Kami juga berharap korban luka dapat segera sembuh, pulih seperti sedia kala.” demikian kata Poengky. 

Pewarta | Soprian Ardianto