Infonegeri, SELUMA – Pelayanan publik kembali tercoreng di Provinsi Bengkulu tanah Kelahiran Ibu Negara Pertama Republik Indonesia (RI) Fatmawati tepatnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tais, setelah pihak RS menolak terhadap pasien Harianto (37) asal Desa Durian Bubur Kecamatan Talo yang sedang sekarat.
Peristiwa ini terjadi pada Selasa (30/03/2021) kemrin, ketika pasien didiagnosa Colic Abdomen lalu dirujuk ke RSUD Tais oleh Puskesmas Masmambang, setibanya di RSUD Tais pasien langsung direkomendasikan ke RS yang ada di Kota Bengkulu tanpa mendapatkan penanganan terlebih dahulu dengan seribu alasan.
https://infonegeri.id/2021/03/31/pasien-asal-talo-kritis-di-tolak-rsud-tais/
“Pasien tidak diperiksa sama sekali terlebih dahulu oleh pihak RSUD Tais, dan langsung di disuruh rujuk ke Bengkulu dengan alasan rontgen rusak dan dokter spesialis tidak ada di tempat,” ungkap salah seorang keluarganya saat di RS Tais.
Dirinya juga menjelaskan ketika itu pasien harus mendapat penanganan cepat, karena kondisi pasien saat itu tiba di RS sedang darurat dan memerlukan penanganan akan tetapi pihak RS tidak sama sekali memberikan penanganan terlebih dahulu sebelum dirujuk. “Keterangan lengkapnya ada di sisrute. Dokter tidak ada di tempat, alat rontgen rusak,” keluhnya.
https://infonegeri.id/2021/03/31/rsud-tais-tolak-pasien-nofi-eriyan-andesca-geram/
Disi lain pihak RSUD Tais pihak RSUD memberikan keterangan, penolakan tersebut karena proses pendataan pada Sistem Rujukan Rumah Sakit Terintegrasi (Sisrute).
“Pasien tersebut dirujuk dari puskesmas dan terlebih dahulu diinput datanya pada aplikasi sisrute. Tapi proses di sistem belum selesai pasien sudah tiba di RSUD Tais, jadi dokter yang menangani mungkin lebih mengedepankan proses administrasinya terlebih dahulu,” jelas Habibudin Sinaga, bagian Tata Usaha RSUD Tais.
Ditambah saat itu dokter spesialis sedang tidak ada dan alat rontgen rusak, pihaknya kemudian merekomendasikan agar pasien segera dibawa ke salah satu rumah sakit di Kota Bengkulu.
“Kalau kondisinya saat tiba di RS memang harus cepat mendapat penanganan, namun saat itu dokter spesialis memang sedang tidak bertugas, yang adanya dokter piket. Tapi dokter spesialis ini sifatnya stand by, kapan dibutuhkan bisa dihadirkan,” kata Habibudin.
Atas peristiwa tersebut membuat netizen dunia maya geram, seperti yang dituliskan akun facebook Yed Eefendy, dirinya menyebutkan bahwa peristiwa di RSUD Tais atas pelayanan buruk tidaklah heran lagi.
“La nido heran lagi…pelayanan kurang bagus kito minta rujukan ke RSUD lebih besar idak pulo ndak ngasih…(pengalaman pribadi),” tulisnya.
Begitupun akun facebook atas nama Evi Marleni, dirinya menuliskan berkomentarnya atas pengalaman pribadinya, terhadap pelayanan dan sistem yang ada di RS Tais.
“Na inilah yg d rugikan sistem sisrute ni, pengalaman aq waktu ngurus adek q d rujuk, nunggu sistem sisrute nyambung k rumah sakit d tuju tu memerlukan waktu berjam sampai 3 jam lebia, la keruan sistem tu lelet yak d bibit kudai jangkoyo mo pasien la la sampai muko dai tu dedungap, d mano jiwa pelayan masyarakat sebagai pegawai tu.nido ngumun namoyo,kito sebagai masyarat bae tetemu jemo pingsan atau jmo kecelakaan bae langsung d tulung. Miris kdang dg kasus2 luak ini..”
Begitupun akun facebook atas nama Theart Talo, dirinya menuliskan bahwa pelayanan itu harus dinomor satukan bukan lebih mengepentingkan administrasi. “Itulah kalu pelayanan ikut prosedur bukan ikut ka hati nurani……harus nyo samo2 mengalah demi pasien…..”
Tidak batas ini pengalam pribadi di RS Tais juga dialami akun facebook atas nama Bungsu’e Thoethamoetbuwel, dirinya menuliskan memang pelayanan RS lambat. “Penanganan lambat, waktu ank ku dbwah k UGD gara gara hidung d masuki manik manik,harus nunggu 2 jam stngah,baru Ado yg pacak (pengalaman pribadi)”
Akun facebook atas nama Parulian Manihuruk dirinya menulis bahwa peristiwa tersebut sangat memalukan “Memalukan sekali itu padahal rumah sakit…..” (SA)