Infonegeri, BENGKULU – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu menggelar Focus Group Discussion (FGD) penguatasn literasi sejarah perjuangan Fatmawati dan Bung Karno bersama penulis dari Universitas Pakuan (UNPAK) Dr. Andi M. Asrun, S.H. M.H.
FGD bersama penulis dari Universitas Pakuan menyusun sebuah buku yang mengangkat sejarah tentang Pahlawan Nasional dari Bengkulu “Fatmawati” Putri Bengkulu Sang Penjahit Bendera Pusaka dan Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia.
Usai membuka FGD di Balai Raya Semarak Jumat (02/07/2021). Hamka mengatakan Buku tersebut menjadi literatur sejarah peran penting Fatmawati dalam perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia, dimana Fatmawati Penjahit Bendera Pusaka dan Proklamator kemerdekaan.
“Kita berharap buku ini dapat segera terbit, sehingga semua orang baik tingkat daerah, Nasional hingga internasional mengetahui sejarah bahwa Fatmawati adalah Pahlawan Nasional yang berasal dari Bengkulu”, kata Sekda Hamka Sabri.
Penulis Buku Fatmawati Dr. Andi M. Asrun S.H. M.H mengatakan sejarah Fatmawati menjahit Bendera Merah Putih bernuansa sangat heroik. Dimana dalam kondisi hamil tua dirinya tetap mengambil peran sangat penting dalam sejarah Bangsa Indonesia.
Dikatakannya, di seluruh perjuangan kemerdekaan itu puncaknya adalah Proklamasi, Dan Proklamasi Diiringi Dengan Pengibaran Bendera Sang Saka Merah Putih.
“Sejarah bendera ini bukan hanya sejarah bendera fisik, lembaran kain Putih disambung kain Merah, tapi ini menyangkut jiwa Bangsa, menyangkut identitas Bangsa. Sejarah Ibu Fatmawati menjahit Bendera ini adalah puncak dari Sejarah perjuangan orang Bengkulu untuk Kemerdekaan Indonesia,” Tegas Andi.
Lanjut Andi, Sejarah perjalanan Bendera Merah Putih pun tak kalah heroik dan penuh perasaan emosional. Tatkala agresi militer Belanda ke II, Bendera yang dijahit Ibu Fatmawati ini harus dipisahkan bagian putih dan merahnya untuk diselamatkan dari tangan penjajah Belanda. Atas perintah Bunga Karno Bendera ini kemudian dijahit kembali ketika Ibukota kembali ke Jakarta dan situasi sudah aman.
“Sekali lagi sejarah menjahit Bendera Merah Putih oleh Ibu Fatmawati bukan sekedar sejarah pribadi dia, bukan hanya sekedar sejarah dari Bengkulu, tapi ini adalah sejarah Nasional. Jadi puncak perjuangan Rakyat Bengkulu untuk kemerdekaan Indonesia diberikan melalui Ibu Fatmawati dengan menjahit Bendera Merah Putih”, tuturnya.
Menurut Andi, Fatmawati juga sosok Perempuan yang mempunyai karakter pribadi yang kuat dan pengetahuan yang luas, atas dasar bimbingan orang tuanya Tokoh pergerakan Muhammadiyah di Bengkulu dan hasil bertukar pikiran bertahun-tahun dengan Bunga Karno.
Hal itu tambahkan Andi ditunjukkannya saat mendampingi Presiden pertama Soekarno pada masa awal Kemerdekaan. Semua hal tersebut akan terangkum dalam buku yang sedang ditulisnya. [SA/Rls]