Infonegeri, BENGKULU – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) Hululais, terus berkomitmen untuk menjalankan tugas dan fungsinya dengan berbagai upaya pemeliharaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan.
Senior Officer General Support PGE Area Hululais, Anshoruddin mengungkapkan, pelatihan stek kopi ini menjadi bentuk pemberdayaan masyarakat disekitar Wilayah riang satu PT. PGE dengan cara memanfaatkan potensi kekayaan alam yang dimiliki.
“Pelatihan ini diharapkan bisa membuat para petani kopi menjadi semakin optimal memproduksi lahan perkebunan yang mereka miliki,” kata Anshoruddin, Senin (29/01/2024) kemarin.
Pelatihan yang berlangsung selama satu hari tersebut mencakup penyampaian materi serta praktik langsung di lapangan terkait pemilihan bibit, persiapan stek, teknik stek, dan perawatan tanaman stek.
Selain itu, PGE Area Hululais juga memberikan bantuan alat pertanian dan pucuk stek kopi unggul kepada para petani.
“Kami berharap pelatihan ini dapat membantu petani untuk meningkatkan kualitas kopi yang dihasilkan,” terang Anshoruddin.
Pada kesempatan yang sama, PGE Proyek Hululais juga memberikan bantuan sanitasi sekolah melalui pembangunan atau renovasi toilet untuk lima sekolah, yaitu SDN 40 Lebong, SDN 83 Lebong, SDN 70 Lebong, TK Paud Dharma Wanita, dan MIS 03 GUPPI.
“Sejalan dengan komitmen terhadap lingkungan dan masyarakat, kami percaya bahwa pengelolaan lingkungan yang baik dan pemberdayaan masyarakat merupakan kunci untuk mencapai tujuan tersebut. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana yang layak di sekolah merupakan hal yang penting demi meningkatkan mutu kualitas kehidupan dan masyarakat,” tambahnya.
Di sisi lain, PGE juga aktif dalam membantu penanganan bencana alam banjir bandang dan longsor yang pernah terjadi diantaranya di Bukit Gedang Hululais, Lebong, Bengkulu pada 8 Februari 2018 silam.
PGE turut memberikan dukungan kepada Pemerintah Daerah Lebong dan masyarakat sekitar dengan menyediakan bantuan berupa penurunan alat berat, yaitu ekskavator untuk membantu masyarakat dan lingkungan yang terdampak.
Tak hanya itu, PGE secara aktif memberikan bantuan dalam melakukan normalisasi hulu sungai Air Kotok guna menjaga kelestarian sumber daya alam sekitar.
“Normalisasi hulu Sungai Kotok dilakukan dengan membersihkan sedimen yang menumpuk di sungai dengan menggunakan alat berat, serta melakukan penanaman pohon di sekitar sungai,” terangnya.
Lebih lanjut, Anshoruddin menerangkan bahwa PGE juga turut melakukan pembangunan benteng sepanjang kurang lebih 500 meter di Bukit Beriti dengan menggunakan material berupa tanah dan bebatuan.
Dimana lokasi pembangunan benteng itu dilakukan di atas area operasional PGE. Hal tersebut ditujukan agar dapat memberikan perlindungan bagi masyarakat sekitar dari bahaya longsor di masa mendatang.
Kegiatan ini sesuai rekomendasi dari Kementerian ESDM selepas longsor yang pernah terjadi pada 2016.
“Ke depannya, PGE akan terus aktif dalam membangun kemitraan yang kuat dengan masyarakat dan pemerintah dalam upaya pencegahan serta penanganan bencana alam,” katanya.
Sebagai informasi, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Hululais (Unit 1 dan 2) merupakan salah satu bagian dari proyek PGE dalam mewujudkan ambisinya menjadi perusahaan dengan kapasitas terpasang PLTP menjadi 1 gigawatt (GW) dalam dua tahun.
Saat ini, PGE sudah berhasil menuntaskan tahap Front End Engineering Design (FEED) untuk fasilitas Fluid Collection and Reinjection System (FCRS). Proyek yang ditargetkan beroperasi pada 2026 ini akan menyumbang kapasitas terpasang sebesar 2 x 55 megawatt (MW).
Editor | Bima Setia Budi