Sinergi-Kolaborasi Para Pihak Kunci Penguatan Ekonomi di Era Digital Marketing

Plt. Direktur Bina Usaha Perhutanan Sosial dan Hutan Adat (BUPSHA), Catur Endah Prasetiani
Caption foto: Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Bina Usaha Perhutanan Sosial dan Hutan Adat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Catur Endah Prasetiani dalam Milenial Talk seri I: Penguatan Penguatan Ekonomi Perempuan dalam Mengelola Wilayah Perhutanan Sosial pada Minggu (17/4/2022).

Infonegeri, JAKARTA – Kolaborasi dan sinergi para pihak adalah kunci utama untuk penguatan ekonomi perempuan di era digital marketing dan pasca pandemi.

Plt. Direktur Bina Usaha Perhutanan Sosial dan Hutan Adat (BUPSHA), Catur Endah Prasetiani mengungkapkan bahwa jumlah Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) di Indonesia pada 2021 sebanyak 8.154 KUPS.

“Program Perhutanan Sosial sudah menjadi program nasional. Sehingga kementerian lembaga KUPS kami ini boleh dibilang menjadi lokus-nya. Hutannya memang kewenangan KLHK, tapi masyarakatnya ini milik daerah. Sehingga pemerintah daerah juga harus terlibat untuk meningkatkan kesejahteraan daerah,” katan Prasetiani.

Ditjen BUPSHA selalu berkomitmen untuk memfasilitasi KUPS-KUPS yang ada dengan tetap melihat kondisi KUPS tersebut.

“Kami melihat kondisi KUPS, mereka butuh apa. Kapasitas SDM pemegang KUPS ini yang memang memegang peranan. Misalnya ada yang sudah maju. Mereka hanya butuh kolaborasi sedikit lagi dengan pariwisata untuk wisatanya dikenalkan. Kadang potensinya ada, cuman SDM-nya yang kurang. Kita bantu fasilitasi,” tuturnya, menambahkan kolaborasi dan sinergi mempunyai peran penting untuk memajukan KUPS.

Upaya penguatan ekonomi yang dilakukan Ditjen BUPSHA berkaitan langsung dengan ekonomi KUPS karena selalu melibatkan satu keluarga dalam mengembangkan usaha. “Untuk pengembangan usaha, jangan jual mentahannya saja, tapi kita bisa meningkatkan value chain-nya, dengan menjualnya dalam bentuk hasil olahannya. Sampai packaging-nya, brand-nya, sehingga harga jualnya meningkat.”

“Secara garis besar, bagaimana mensinergikan dan mengkolaborasikan antara pemerintah dan pemerintah daerah. Tapi jangan lupa, akademisi juga kita ajak. Pelaku usaha, NGO, juga dari media yang bisa meningkatkan value. Juga dengan ahli digital marketing untuk memperluas pasar. Semua, mulai dari hulu hingga hilir,” tegasnya.

Prasetiani juga mengungkapkan bahwa strategi Ditjen BUPSHA dalam mendampingi KUPS tidaklah kaku, melainkan selalu meng-update sesuai dengan perkembangan zaman dengan inovasi-inovasi baru.

“Inovasi-inovasi baru itu harus sampai di tingkat tapak. Kami sudah mencoba untuk melakukan pelatihan digital marketing bagi KUPS. Kami juga punya buku saku digital marketing. Ada juga buku saku rencana kelola, sehingga bisa dipelajari oleh teman-teman milenial dan kemudian nanti mereka mengajarkan pada orang tuanya. Digital ini penting agar bisa menjangkau pasar yang lebih luas lagi,” jelasnya.