Beranda DAERAH Dua Ekor Harimau Masuk Pemukiman Warga di Mukomuko

Dua Ekor Harimau Masuk Pemukiman Warga di Mukomuko

0
Dua Ekor Harimau Masuk Pemukiman Warga di Mukomuko

Infonegeri, MUKOMUKO – Harimau Sumatera kembali berkeliaran di sekitar pemukiman warga di Desa Gajah Makmur dan UPT Lubuk Talang Kecamatan Malin Deman Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu.

Dalam beberapa hari terakhir dua ekor harimau berkeliaran di sekitar pemukiman warga. “Dua hari ini ada lagi jejaknya di sekitar pemukiman dan sudah 2 tahun ini harimau berkeliaran di sekitar desa” kata Kades Gajah Makmur, Gutomo, Rabu (26/07/2023).

Ia mengatakan sejak 2021 ada 39 temuan keberadaan harimau di sekitar desa mereka dengan korban ternak sapi sebanyak 12 ekor dan 1 ekor kambing.

Gutomo, mengatakan berdasarkan pemantauan masyarakat di perkebunan yang tidak jauh dari pemukiman, intensitas temuan jejak harimau ini semakin meningkat pasca kejadian penerkaman 1 ekor sapi pada 3 Mei 2023.

“Jika dilihat dari jejak yang ada, harimau ini selalu mengintai ternak milik warga yang digembalakan di perkebunan” kata Gutomo.

Dalam upaya penanganan konflik antara manusia dan satwa liar, di Desa Gajah Makmur dan UPT Lubuk Talang, telah terbentuk Tim Satgas Mitigasi Konflik, namun menurutnya dalam penanganan masih tetap memerlukan petugas dan kementerian terkait khususnya Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

“Kami khawatir jangan sampai jatuh lagi korban ternak atau bahkan nyawa manusia,” katanya.

Penanganan konflik satwa liar ini tidak serta-merta bisa dilakukan oleh Tim Satgas yang telah dibentuk tetapi harus didampingi oleh pihak yang berwenang seperti BKSDA Bengkulu.

Gutomo juga menambahkan, wilayah Desa Gajah Makmur dan UPT Lubuk Talang bersinggungan langsung dengan Hutan Produksi (HP) Air Rami.

Kondisi hutan di sekitar desa saat ini sangat menghawatirkan, pembukaan kawasan hutan untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit masif terjadi dan inilah salah satu penyebab satwa liar keluar dari habitatnya.

“Berdasarkan kondisi saat ini, kami dari pemerintah desa meminta para pihak yakni DLHK Provinsi Bengkulu dan BKSDA Bengkulu untuk melakukan penindakan agar kerusakan hutan tidak semakin parah dan satwa liar tidak keluar dari habitatnya” tambah Gutomo

Ketua Kanopi Hijau Indonesia, Ali Akbar menyatakan kejadian konflik satwa liar di wilayah Malin Deman ini dilematis, disatu sisi hewan dilindung dan di satu sisinya lagi ternak adalah aset komunitas

“Seharusnya BKSDA selaku pemangku negara yang bertanggungjawab soal satwa yang dilindungi dalam situasi ini seharusnya ada di lokasi untuk mengantisipasi potensi kerugian baik bagi satwa maupun ternak warga,” kata Ali.

Optimalnya penanganan konflik satwa liar di wilayah ini dilakukan secara kolaboratif, baik pihak yang bertanggungjawab dan juga masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan, tutup Ali.

Pewarta | Soprian Ardianto

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini