Beranda DAERAH Melawan Lupa, Satu Tahun Tragedi Represif Aparat Terhadap Penolakan Tambang Pasir Besi Seluma 

Melawan Lupa, Satu Tahun Tragedi Represif Aparat Terhadap Penolakan Tambang Pasir Besi Seluma 

0
Melawan Lupa, Satu Tahun Tragedi Represif Aparat Terhadap Penolakan Tambang Pasir Besi Seluma 
Caption foto: Peristiwan penolakan tambang pasir besi yang dibubarkan secara paksa oleh aparat kepolisian, Senin (27/12/2021)

Infonegeri, SELUMA – Masyarakat Desa Pasar Seluma Aksi gelar doa bersama untuk menolak lupa atas peristiwa satu tahun yang lalu represif aparat kepolisian terhadap kelompok perempuan Desa Pasar Seluma dibubarkan secara paksa.

Pembubaran paksa oleh aparat kepolisian terjadi tanggal 27 Desember 2021 tempo lalu di lokasi tambang pasir besi milik PT. Faminglevto Baktiabadi (FBA), dimana beberapa masyarakat dan aktifis sempat di amankan ke Polres Seluma.

Koordinator Koalisi Rakyat Pesisir Barat (KRPB) Yonnaidi, menceritakan peristiwa terjadi setelah 4 hari 5 malam masyarakat bermalam di lokasi pertambangan, dan diduga kuat tidak memiliki perizinan, lalu dibubarkan dengan alasan “menghalang-halangi aktivitas pertambangan” Pasal 162 UU 3/2020.

Selain itu lanjutnya, masyarakat khawatir hadirnya pertambangan di Desa Pasar seluma akan memperparah kerusakan hutan pantai yang tersisah, akan menghilangkan mata pencaharian masyarakat sebagai pencari remis (kerang) dan nelayan.

Caption foto: Lawan Lupa, Masyarakat Seluma gelar doa bersama atas reprensif aparat terhadap penolak tambang pasir besi, Selasa (27/12/2022) malam.
Caption foto: Lawan Lupa, Masyarakat Seluma gelar doa bersama atas reprensif aparat terhadap penolak tambang pasir besi, Selasa (27/12/2022) malam.

“Kami menggelar yasinan disini untuk mengenang tragedi pada 27 Desember 2021 lalu, sekaligus mendoakan  para leluhur agar dapat merestui dan mendukung perjuangan kami, karena kami punya sejarah yang sangat panjang dalam penolakan tambang pasir besi,” kata Yonnaidi, Selasa (27/12/2022) saat gelar doa bersama.

Selain itu, Elda selaku perwakilan Perempuan Desa Pasar Seluma menyampaikan bahwa hingga detik ini pihaknya masih mengingat kejadian tersebut. Tragedi itu telah meninggalkan kesan yang sangat buruk bagi masyarakat terutama perempuan.

“Kami mengenang kembali momen yang selalu terngiang dipikiran kami, saat itu kami diperlakuan sangat tidak manusiawi oleh Aparat Negara. Namun hal itulah yang membuat kami tetap semangat hingga dengan saat ini, kami jadikan tragedi itu sebagai cambuk untuk tetap maju berjuang untuk tanah leluhur kami.” tambah Elda.

Diketahui doa bersama dilakukan mulai pukul 19.30 WIB diisi dengan diskusi bersama dengan semangat kebersamaan dan komitmen untuk tetap melanjutkan perjuangan. Doa bersama juga dihadiri berbagai lapisan masyarakat dan undangan lainnya. [SA]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini