Berikut Strategi Cegah Stunting

Caption foto: Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, Nesianto, dalam Training Of Trainer (TOT) tim pendamping keluarga (TPK) Percepatan Penurunan Stunting (PPS) kabupaten dan kota (Foto/dok: Soprian Ardianto)
Caption foto: Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, Nesianto, dalam Training Of Trainer (TOT) tim pendamping keluarga (TPK) Percepatan Penurunan Stunting (PPS) kabupaten dan kota (Foto/dok: Soprian Ardianto)

Infonegeri, BENGKULU – Pendekatan keluarga menjadi strategi utama dalam upaya pencegahan stunting, dengan fokus pada keluarga yang memiliki risiko tinggi. Berdasarkan hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga (PPK) 2023, terdapat 97.327 keluarga berisiko stunting (KRS) tersebar di berbagai daerah di Provinsi Bengkulu.

Sekretaris Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, Nesianto, menjelaskan mereka termasuk calon pengantin (catin) dari pasangan usia subur (PUS), ibu hamil, ibu menyusui, pasca persalinan, dan anak-anak balita usia 0-59 bulan, Senin (19/02/2024).

“Sangat penting untuk memastikan calon pengantin (catin) dalam kondisi sehat, tanpa anemia, dan dengan lingkar lengan atas minimal 23,5 sentimeter (cm), sebagai salah satu langkah untuk menurunkan prevalensi stunting. Pendekatan melalui keluarga membutuhkan kerjasama yang kuat,” ujar Nesianto.

Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu berupaya meningkatkan keterampilan dan pengetahuan TPK dengan menyelenggarakan pelatihan fasilitator atau Training of Trainer (TOT) untuk 30 fasilitator kabupaten dan kecamatan. Harapannya, mereka dapat mentransfer pengetahuan dan keterampilan kepada TPK di berbagai daerah.

“Melalui TOT bagi fasilitator, kami berharap dapat memberikan pengetahuan kepada kader TPK untuk meningkatkan kesehatan keluarga, terutama dalam mencegah stunting,” tambah Nesianto.

Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, M. Iqbal Apriansyah, menekankan bahwa PKB dan TPK bukan hanya menjadi ujung tombak dalam percepatan penurunan stunting, tetapi juga bisa berperan sebagai konsultan Bangga Kencana bagi masyarakat dalam mendapatkan pengetahuan tentang program tersebut.

“Diperlukan keterampilan dan kemampuan di berbagai bidang. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan kader adalah dengan menyelenggarakan TOT bagi fasilitator di tingkat kabupaten dan kota, sehingga dapat meningkatkan kinerja IMP di lapangan,” ungkap Iqbal.

Di Provinsi Bengkulu sendiri terdapat 1.867 tim TPK yang tersebar di 1.514 desa, melibatkan 5.601 kader yang terdiri dari bidan desa, kader KB desa, dan PKK desa.

Editor | Bima Setia Budi