Pembangunan Guiding Block Asal Jadi, Ini Respon Kementerian PUPR

Infonegeri, KOTA BENGKULU – Masyarakat sebut pembangunan Guiding block sepanjang jalan dari Bandara Fatmawati menuju pusat Kota Bengkulu asal jadi, kemudian hal ini direspon baik dari Kementerian PUPR.

Respon baik tersebut dengan dibalasnya laporan Media ini melalui komunikasi e-mail resmi dari Kementerian PUPR yang menyebutkan bahwa laporan/berita mengenai Guiding blok telah diposisi Bina Marga.

Tak sebatas itu kemudian balasan email dari Kementerian PUPR menyebutkan Laporan/berita Anda mengenai “Pembangunan Guiding Blok, Warga Sebut Asal Jadi” mendapat balasan dari Admin Pengaduan. Terima Kasih.

Dengan adanya respon baik tersebut kemudian media ini mencoba klarifikasi ke Kementerian PUPR melalui direktorat jenderal bina marga balai pelaksana jalan nasional Bengkulu akan tetapi ditolak Satpam.

Dilansir sebelumnya Guiding block yakni untuk penunjuk jalan. Fasilitas ini dibangun sebagai upaya pemerintah memberikan akses bagi penyandang tunanetra agar dapat berjalan kaki secara mandiri mengikuti garis kuning.

Pembangunan guiding block jalur jalan yang menuju aksesable untuk masyarakat penyandang disabilitas netra tersebut terkesan asal jadi dengan tidak mengkaji dalam keberlanjutan pembangunan.

Hal ini disampaikan salah satu warga yakni Kandar, Jalan Depati Payung Negara Pekan Sabtu, RT 2, RW 01 dirinya mengatakan pembangunan guiding blok atau petunjuk jalan tidak memiliki standar pembangunan.

“Standar pekerjaan tidak ada (asal jadi, red),” ungkap Kandar saat ditemui di kediamannya sambil mencongkel bangunan guiding blok yang saat ini masih dalam tahap penyelesaian, Kamis Siang (09/09/2021).

Tidak itu saja, kata Kandar, sejak pembangunan yang didepannya rampung dikerjakan rumahnya selalu banjir akibat didalam guiding blok tidak memiliki drainase, hanya mengandalkan drainase lama (diluar dari guiding blok, red).

“Sejak dibangun rumah kami sudah 4 kali banjir, karena didalam guiding blok (lebih tinggi dari jalan) tidak memiliki drainase, guiding blok hanya dipasangkan paralon kecil untuk menyalurkan air dari jalan ke drainase lama.”  jelasnya.

Karena rumah kami kebanjiran, lanjutnya, saya berinisiatif untuk menjebol guiding blok agar air dijalan mengalir ke drainase lama. ” Kami buat 4 (jebolan) aliran air agar rumah tak kebanjiran,” ucapnya dengan menyayangkan pembangunan yang asal jadi tersebut.

Sebelumnya, dirinya telah memberikan saran kepada si pekerja (pemborong) agar membuatkan drainase agar besar didalam guiding blok karena memang jalan didepan rumahnya ketika hujan selalu digenangi air.

“Saya waktu sedang dibangun disekitar depan rumah saya sudah menyarankan agar tidak terjadi banjir, akan tetapi si pekerjaan menyampaikan bahwa kedepannya akan dianggarkan kembali untuk pembangunannya,” sampainya. [SA]