Siapa Mafia BBM di Provinsi Bengkulu?

Caption foto: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif didampingi Gubernur Rohidin Mersyah, Minggu (10/4/2022) melakukan pengecekan di lapangan atas kelangkaan BBM khususnya solar di SPBU Kota Bengkulu (Foto/dok: Soprian Ardianto).
Caption foto: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif didampingi Gubernur Rohidin Mersyah, Minggu (10/4/2022) melakukan pengecekan di lapangan atas kelangkaan BBM khususnya solar di SPBU Kota Bengkulu (Foto/dok: Soprian Ardianto).

Infonegeri, BENGKULU – Pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) tepat sasaran sesuai dengan sektor pengguna (jumlah kendaraan) terus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014.

Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah dalam menjamin ketersediaan kebutuhan BBM berdasarkan jumlah kendaraan telah melakukan berbagai macam upaya, seperti penandatangan kesepakatan kerjasama dengan PT. Pertamina (Persero).

Walaupun berbagai macam upaya telah dilakukan oleh Pemprov dan PT. Pertamina (Persero) di Provinsi Bengkulu terus saja terjadi antrian panjang disetiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang disebabkan kelangkaan BBM bersubsidi.

“BBM di Bengkulu ini perlu mendapatkan perhatian yang serius untuk mengawasi-memastikan bahwa kuota yang diusulkan kepada pihak Pertamina, dan pertamina sudah menyetujui itu dipasok untuk kepentingan masyarakat,” kata Rohidin saat menggelar press conference akhir tahun di Balai Raya, Minggu (31/12/2023).

Gubernur ke 10 Provinsi Bengkulu ini mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk mengawasi dan memastikan secara bersama ketersediaan BBM disetiap SPBU tepat sasaran, (Contoh) Bengkulu kuota 10 ternyata di pom bensin dijual hanya berapa.

“Bagaimana kita membuka tabir, mengawal kuota BBM sampai kepada masyarakat yang berhak menerimanya. Berapa liter sebenarnya SPBU mengeluarkan dari seluruh pom bensin yang ada, jangan-jangan memang data ini tidak sinkron,” terang Rohidin.

Rohidin juga membeberkan perihal sering terjadinya antrian panjang di SPBU, di Kota ataupun disetiap Kabupaten, berdasarkan data pertamian seharusnya tidak terjadi, karena perhitungan sudah dilihat dari kondisi jumlah kendaraan dan tingkat aktivitas ekonomi.

“Ini bukan soal yang ngambil di pom bensin menggunakan teng besar, jadi itu enggak terlalu berefek (kelangkaan BBM), perhitungan kita bersama pihak Pertamina, mereka mengatakan kuota yang diajukan sudah kami setujui sesuai dengan kondisi jumlah kendaraan dan tingkat aktivitas ekonomi Bengkulu,” ujar Rohidin.

Berdasarkan kuota yang disetujui pertamina, lanjut Rohidin, maka perlu secara bersama mencocok data yang didistribusikan kepada masyarakat yang menggunakan BBM berdasarkan jumlah kendaraan dan tingkat aktivitas ekonomi di Bengkulu.

“Dengan sama-sama kita mengawal kelangkaan BBM ini nanti akan ketahuan, ambil data yang disetujui oleh Pertamina dan laporan berapa pom bensin mengeluarkan BBM bersubsidi akhir tahun, sama enggak datanya dengan kuota yang kita terima, kalau sudah mulai ketemu ada sesuatu misalnya, baru kita urai persoalan ini.” ucapnya Rohidin.

Lebih lanjut Rohidin juga menyampaikan kemungkina persoalan yang terjadi “Dilakukan razia, oke tidak antri di dalam kotak tapi antri di luar kota. Persoalannya itu BBM di pom bensin yang kurang, jadi BBM ini mengganggu kondisi Kamtibmas,” demikian katanya.

Pewarta | Soprian Ardianto
Editor | Bima Setia Budi