Basarnas Bengkulu Rakor Penanganan Potensi Gempa Bumi “Megathrust”

Infonegeri, BENGKULU – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Bengkulu gelar rapat koordinasi (Rakor) SAR daerah tahun 2022 bertujuan menyamakan persepsi paradigma sumber gempa di zona Megathrust – subduksi lempeng.

Megathrust adalah istilah untuk menyebut sumber gempa di zona subduksi lempeng. Megathrust merupakan lajur zona subduksi lempeng yang kedalamannya dangkal kurang dari 50 km. Megathrust sendiri berasal dari kata mega yang artinya besar dan thrust dimaknai dorongan naik.

Rakor yang dihadiri Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah ini melibatkan potensi SAR di Bengkulu, dengan mengangkat tema “Melalui rapat koordinasi kita samakan paradigma dalam mengantisipasi megathrust di Provinsi Bengkulu” berlangsung di Mercure Bengkulu, Senin (26/09/2022).

“Rakor SAR ini kita menyiapkan rencan tindakan untuk mengantisipasi apabila terjadi Gempabumi. Dan rakor ini kita melibatkan potensi SAR (di Bengkulu) karena tugas SAR ini tugas kemanusiaan (tugas bersama) bukan hanya tugas Basarnas.” kata Ketua Kantor Basarnas, Muhammad Arafah.

Dengan adanya Rakor SAR ini, lanjutnya Kantor Basarnas Perwakilan Provinsi Bengkulu tak bisa berdiri sendiri dalam hal tanggap darurat ketika terjadi Bencana Alam, makan dengan harapan bisa berkerjasama dengan potensi-potensi SAR dan bersama element masyarakat lainnya.

“Basarnas, sebagai perwakilan negara dalam mengatasi kebencanaan daerah, terutamanya pencarian dan pertolongan pada saat terjadi tanggap darurat, (oleh karena itu) Basarnas tidak bisa berdiri sendiri tanpa adanya dukungan seluruh potensi SAR di Provinsi Bengkulu,” Jelasnya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun III Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, menambahkan kegiatan ini bagaimana potensi SAR dan masyarakat dalam menyikapi kesiap siaga jika terjadi Gempabumi.

“Meningkatkan mitigasi (sangat penting) apabila terjadi Gempabumi. (Karena jika terjadi Gempabumi potensi SAR dan masyarakat) menyiapkan diri, kita bisa siap siaga apabila Gempabumi terjadi,” kata Anton Sugiharto, BMKG Stasiun Geofisika Kelas III Kepahiang. [SA]