Dikritik UKT Mahal, Rektor UIN Suka Yogyakarta Bubarkan 4.265 Maba

Caption foto: PBAK 2022 UIN Suka yang diikuti 4.265 mahasiswa baru, dibuka Kamis, 18/8/2022 (Dok: Istimewa)
Caption foto: PBAK 2022 UIN Suka yang diikuti 4.265 mahasiswa baru, dibuka Kamis, 18/8/2022 (Dok: Istimewa)

Infonegeri, YOGYAKARTA – Pembubaran sebanyak 4.265 mahasiswa baru (maba) proses Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga (Suka) Yogyakarta oleh Rektor Al Makin menuai kritik dari berbagai pihak.

Hal tersebut disampaikan salah satu Anggota Ikatan Alumni UIN Sunan Kalijaga (IKA SUKA) Nastain, ia menyampaikan pembubaran Mahasiswa Baru sebanyak PBAK sepihak mecerminkan ketidakdewasaan rektor dalam menyikapi masalah.

“PBAK atau yang dulu namanya OSPEK ini adalah proses penting yang harus dilalui mahasiswa baru di UIN Sunan Kalijaga. Kalau dibubarkan hanya karena adanya kritik terkait mahalnya biaya UKT (Uang Kuliah Tunggal, red) atau pun lainnya, ini jelas tidak dewasa dan anti kritik,” kata Nastain, Sabtu (20/8/2022).

Harusnya, lanjut Nastain, Rektol Al Makin bisa menyikapi situasi ini dengan bijaksana dan mendengarkan aspirasi mahasiswa.

“Apa lagi ini soal mahalnya biaya UKT atau pendidikan. Harusnya jadi perhatian bersama, termasuk Rektor, bahwa pendidikan murah atau dapat dikases semua golongan harus diperjuangkan bersama. Jangan sampai pendidikan ini hanya bisa diakses oleh orang-orang yang berkantong tebal saja,” terang mantan Ketua Senan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin tahun 1994-1995 itu.

Nastain pun menceritakan pndidikan di UIN Sunan Kalijaga atau juga dikenal sebagai Kampus Rakyat memang selalu murah.

“Tedak tepat sebenarnya membandingkan dulu dan sekarang. Tetapi memang di antara kampus yang lain dari dulu UIN Sunan Kalijaga selalu murah. Dan kalau ada kenaikkan biaya, mahasiswa pasti demo menolak atau meminta transparansi pengelolaan anggaran kampus,” ungkapnya.

Dia pun mengatakan proses dialektika semacam ini wajar. Apa lagi hal tersebut adalah bagian dari demokrasi.

“Ya kampus jangan semena-mena dong. Harus dengar aspirasi mahasiswa. Kalau gak mampu, mundur saja lah. Jangan otoriter begitu,” pungkasnya.

Sebagai mana diberitakan sebelumnya, Rektor UIN Sunan Kalijaga, Al Makin secara sepihak telah menghentikan proses PBAK yang sedang berlangsung. Dia tidak menyebut dengan jelas alasan penghentian, tetapi keputusan tersebut diambil setelah melakukas Salat Istikhara.

“(Pembubaran PBAK) sudah melalui pertimbangan yang baik. Sudah melalui Salat Istikhara,” kata Al Makin.

Editor: Soprian Ardianto