Kades Wonocoyo Sebut TAKE/TAKE Mendongkrak Indeks Desa Membangun

Caption foto: Kepala Desa Wonocoyo  Kabupaten Trenggalek, Didik Herkunadi dalam acara Webinar Cerita Baik dari Praktik TAKE dan TAPE di Indonesia: Penggunaan Dana Insentif Fiskal berbasis Ekologi dan Dampaknya bagi Agenda Perlindungan Lingkungan, Kamis (14/10).

Infonegeri, Jakarta – Kepala Desa Wonocoyo Kabupaten Trenggalek Didik Herkunadi mengatakan bahwa stimulus Transfer Anggaran Provinsi/Kabupaten/Kota Berbasis Ekologi (TAKE/TAPE) sangat menunjang kelestarian lingkungan dan indeks desa membangun.

Hal itu ia ungkap dalam Webinar Cerita Baik dari Praktek TAKE dan TAPE di Indonesia dengan tajuk “Penggunaan Dana Insentif Fiskal Berbasis Ekologi dan Dampaknya bagi Agenda Perlindungan Lingkungan”.

Webinar yang diselenggarakan The Asia Foundation (TAF) dan bekerja sama Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Riau itu merupakan bagian dari rangkaian acara Festival Inovasi Inovasi Ecological Fiscal Transfer (EFT).

Festival Inovasi EFT ini didukung oleh Pusat Telaah dan Informasi Regional (PATTIRO), Indonesia Budger Center, The Reform Initiatives (TRI), Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), dan Beritabaru.co sebagai media partner.

“TAPE/TAKE, baik secara langsung maupun tidak langsung bermanfaat bagi kami, terutama jajaran Pemerintah Desa untuk keberlangsungan dari pada pembangunan desa di semua bidang,” kata Didik dalam Webinar yang dipandu oleh Sarah Monica ini, Kamis (14/10).

Didik mengaku, sejak 2014 pihaknya sudah mulai merintis program-program desa terhadap perlindungan lingkungan. “Berangkat dari sebuah kegelisahan terhadap kerusakan yang terjadi di lingkungan hidup,” ungkapnya.

“Kami bersama masyarakat berkomitmen, kami masukkan dalam koordinasi desa, dan beberapa peraturan desa (Perdes) kami terbitkan. Dengan Perdes tersebut kami rumuskan sebuah program,” tambahnya.

Bahkan Didik menyampaikan dalam membentuk program-program perlindungan terhadap lingkungan hidup tetap lestari pihaknya menganggarkan dalam dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).

“Di situlah tahapan demi tahapan kami lalui, maka kemudian pada tahun 2020 dan 2021 kami secara berturut-turut mendapatkan penghargaan dari pemerintah Kabupaten Trenggalek,” tuturnya.

Kades Didik berharap agar pemerintah dapat menambahkan stimulus TAKE/TAPE untuk Kabupaten Trenggalek. “Dan ini sangat mendongkrak peningkatan Indeks Desa Membangun (IBM),” imbuhnya.

Didik menyebut sebelum bergerak secara masif di pembangunan lingkungan hidup dan dana insentif, desa yang dipimpinnya berada pada kategori desa maju dalam IDM.

“Di tahun 2020 masuk satu tingkat di kategori desa mandiri. Secara parameter Indeks Desa Membangun, dana TAKE/TAPE itu sangat berdampak terhadap peningkatan Indeks Desa Membangun,” tegasnya. [SA/Rls]