Tahun 2025 kita akan memiliki Presiden, Gubernur, Bupati dan Walikota Baru yang akan membawa Indonesia lebih baik lagi. Terpilihnya pemimpin yang baru tidak lepas dari peristiwa politik yang melibatkan atau direncanakan oleh manusia.
Didalam peristiwa politik tersebut bukanlah suatu kebetulan, hal itu tentu melalui proses yang panjang, mulai dari perencanaan program dan anggaran, penyusunan peraturan pelaksanaan, pemutakhiran data, pendaftaran hingga penetapan peserta pemilu.
Didalam Islam peristiwa terkadang dikaitkan dengan takdir. Dalam Islam juga konsep takdir atau qadar mengacu pada keyakinan bahwa segala sesuatu telah ditentukan oleh Allah SWT. Maka takdir bisa dibagi menjadi dua, pertama takdir Mubram, kedua takdir Mualaq.
Takdir Muabram, takdir yang sudah pasti terjadi dan tidak bisa dihindari. Ini mencakup segala hal yang telah ditentukan oleh Allah SWT dan akan terjadi tanpa syarat atau kemungkinan perubahan. Takdir Mubram juga dikenal sebagai takdir yang telah ditetapkan atau ditetapkan dengan pasti.
Contoh dari takdir mubram adalah kematian seseorang pada waktu yang telah ditentukan, kejadian besar seperti hari kiamat, dan segala hal yang telah ditetapkan oleh Allah dalam ilmu-Nya yang maha luas. Takdir Mubram adalah bagian dari keyakinan Islam tentang ketetapan dan kekuasaan mutlak Allah atas segala sesuatu.
Takdir Mualaq, takdir yang bersyarat atau terkait dengan peristiwa atau tindakan tertentu yang melibatkan manusia. Artinya, takdir ini bisa berubah tergantung pada tindakan dan pilihan yang diambil oleh individu. Ini berbeda dengan takdir Mubram yang sudah pasti terjadi tanpa syarat. Takdir Mualaq seringkali terkait dengan keputusan manusia.
Contoh takdir Mualaq, seperti hasil pemilihan umum atau pemilu dapat dipengaruhi oleh kampanye politik, program politik yang diusulkan, partisipasi masyarakat dalam proses pemungutan suara, dan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan keputusan manusia.
Dalam hal ini, takdir Mualaq dalam politik di Indonesia menyoroti peran agen manusia (melibat usaha manusia) dalam membentuk keputusan dan hasil politik, meskipun Allah SWT tetap memiliki kekuasaan atas segala sesuatu yang terjadi.
Takdir Muabram segala ketetapan Allah SWT yang terjadinya atau peristiwa tidak melibatkan usaha dari manusia, melainkan ketetapan oleh Allah SWT. Takdir Mualaq ketetapan Allah SWT melalui proses yang terjadinya melibatkan usaha manusia.
Penulis | Soprian Ardianto Wartawan di Kota Bengkulu