Pemrov Bengkulu Berharap Kembali ke Musyawarah Adat

Caption foto: Kiri Kapala Kesbangpol Prov Bengkulu, Moh. Redhwan Arif, S.Sos, M.PH, kanan Ketua BMA Provinsi Bengkulu, Drs. H. S. Effendi, MS. (Foto/dok: Soprian Ardianto)
Caption foto: Kiri Kapala Kesbangpol Prov Bengkulu, Moh. Redhwan Arif, S.Sos, M.PH, kanan Ketua BMA Provinsi Bengkulu, Drs. H. S. Effendi, MS. (Foto/dok: Soprian Ardianto)

Infonegeri, BENGKULU – Badan Musyawarah Adat (BMA) Provinsi Bengkulu gelar musyawarah tahun 2023 dengan tema “Melalui musyawarah adat ke IV BMA Provinsi Bengkulu Kita jadikan adat dan budaya Bengkulu sebagai sendi peradaban”.

“Musyawarah adat ke IV sudah berjalan dengan baik dengan tanpa catatan dan memilih ketua yang baru Alhamdulillah saya terpilih lagi,” kata Ketua BMA Provinsi Bengkulu, Drs. H. S. Effendi, MS., di Adeva Hotel di Kota Bengkulu, Rabu (06/12/2023).

Terpilih yang kedua kalinya di periode 2023-2028, Effendi mengajak seluruh lapisan baik itu dari Pemerintah Provinsi Bengkulu, Kota/Kabupaten serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPR) serta masyarakat tetap menjujung tinggi nilai-nilai adat.

“Saya meminta dukungan semua pihak baik dari Pemprov, Kota/Kabupaten, dan DPRD serta masyarakat, karena visi kedepannya bagaimana BMA dan masyarakat menjadikan adat dan budaya sebagai sendi dalam peradapan untuk mulus demokrafi 2038,” jelasnya.

Ditempat yang sama, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah melalui Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bengkulu, Moh. Redhwan Arif, S.Sos, M.PH, mengucapkan selamat terselenggaranya Musyawarah BMA dan terpilih ketua baru.

“Selamat kepada BMA Provinsi Bengkulu telah melaksanakan Musyawarah ke IV dan kami Pemerintah sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan BMA, karena kita ini adat adalah suatu yang harus kita junjung tinggi dimanapun kita berada,” ucapnya.

Lebih lanjut, banyaknya persoalan ditengah Masyarakat ia meminta agar BMA baik Provinsi, Kota dan Kabupaten gencar melakukan restorative justice. “Untuk menyelesaikan masalah-masalah ditengah masyarakat pendekatan adat itu lebih baik,” harap Redhwan.

Pewarta | Soprian Ardianto
Editor | Bima Setia Budi