Vanessa Angel Ternyata Keturunan Manado-Bengkulu

Caption foto: Vanessa Angel. (Instagram @vanessaangelofficial)
Caption foto: Vanessa Angel. (Instagram @vanessaangelofficial)

Infonegeri.id – Vanessa Angel, artis cantik yang meninggal dalam kecelakaan maut di Tol Nganjuk– Surabaya, ternyata berasal dari pedalaman Kendal, Jawa Tengah. Dari penelusuran garis keturunan sang ibu, paras cantiknya perpaduan Manado dan Bengkulu.

Hal itu terungkap dari kesaksian kakak sepupu almarhum, Anastasia Elvy Carrrera. Dara cantik berusia 25 tahun yang sekilas mirip Vanessa Angel itu mengungkapkan, kakeknya yang bernama Christian Dalongkang berasal dari Manado, dan neneknya Ety Sukarni, dari Kota Curup, Bengkulu.

“Menurut cerita orang tua, kakek nenek kami sampai di Sukomangli karena pekerjaan,” terang Evly, yang saat ini menjadi pengisi suara untuk sebuah proyek penggarapan konten di Youtube.

Lebih lanjut, Elvy mengatakan, ibunda Vanessa, Lucy Maywati, tak lain adik kandung dari ibunya. Keluarga ibunya delapan bersaudara, ibunda Vanessa nomor keempat.

“Dulu waktu ibunya masih hidup, Nessa kecil sering diajak pulang kampung. Kami sering main bareng manjat tugu Kopel melihat pemandangan pegunungan. Terakhir saat dia masih kelas empat SD. Setelah ibunya meninggal, kami tak pernah bertemu lagi. Terakhir di acara pernikahan sepupu di Surabaya bulan Oktober lalu,” sambungnya, mengenang Vanessa sebagai sosok yang periang.

Warga Sukomangli yang banyak berasal dari pendatang luar daerah, datang dari Masudin. Istri pegiat pemberdayaan desa ini kelahiran Sukomangli. Namun dari garis keturunan nenek moyangnya, masih ada darah Tionghoa dari Malang.

“Mungkin karena ada perkebunan dan pabrik pengolah karet, Sukomangli menjadi pusat perekonomian yang banyak didatangi orang dari lintas daerah. Semula perkebunan Sukomangli ini peninggalan Belanda yang dinasionalisasikan tahun 1958,” terang Masudin, membukakan catatan sejarah.

Sebelum menjadi PTPN IX Sukomangli, lanjutnya, dulu perkebunan ini bernama N.V. View Gebangan MY dan N.V. Semad MY dengan komoditas utama karet dan kopi. Hingga saat ini masih beroperasi baik perkebunan maupun pabrik pengolah karet. Yang terbaru, juga berdiri pabrik pengolah minyak Atsiri.

“Karena latarbelakang itu (banyak dari pendatang, red), kondisi masyarakat Sukomangli sangat plural. Baik kepercayaan agama, maupun pilihan politik. Biar beragam latarbelakang, ciri khas masyarakatnya ramah. Makanya saya pun kecantol warga sini,” tutupnya, tersenyum penuh kemenangan.

Sumber: kuasakata.com