Infonegeri, BENGKULU – Belanja Pemerintah Daerah memberikan pengaruh besar pada perekonomian Bengkulu di masa pandemi Covid-19. Adanya stimulus fiskal mendorong pertumbuhan sektor pemerintahan meningkat di tahun 2020 sebesar 1,55 persen dibandingkan tahun 2019.
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu pada tahun 2020 tercatat terkontraksi sebesar -0,02 persen (yoy), meski terkontraksi pertumbuhan ekonomi Bengkulu tercatat paling baik di regional Sumateran dan lebih tinggi dari Nasional.
“Tadi disampaikan dari DJPB maupun BI, bahwa yang memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu ini adalah pengeluaran dari Pemerintah, untuk itu perlu sinergi dan kerja bersama agar pengeluaran pemerintah itu dapat diserap setiap tahun, tidak hanya pada akhir tahun saja, baik dari APBN maupun APBD,” jelas Yuliswani usai mengikuti acara Diseminasi Kajian Fiskal Regional dan Laporan Perekonomian Provinsi Bengkulu Triwulan IV Tahun 2020, Senin (26/4/2021) bertempat di Kanwil Ditjen Perbendaharaan Bengkulu.
Sedangkan untuk perkembangan Inflasi Provinsi Bengkulu secara tahunan tercatat sebesar 1,45 persen berada pada posisi ke 3 terendah di regional Sumatera. Namun pada Maret 2021 inflasi Provinsi Bengkulu mulai meningkat melebihi capaian inflasi nasional.
Di mana inflasi Provinsi Bengkulu mengalami kecenderungan kenaikan hingga 0,47 persen pada bulan Ramadan dan Idulfitri, dibanding bulan biasa yang hanya 0,08 persen.
“Ada yang harus kita lakukan bersama – sama baik kita pemerintah Provinsi Bengkulu, Kabupaten/Kota juga seluruh elemen masyarakat untuk dapat mengatasi hal ini. Kita perlu mengedukasi masyarakat bahwa stok baik di bulan Ramadan maupun bulan biasa itu tetap aman, terlebih bulan Ramadan harusnya konsumsi kita itu menurun, sehingga tidak perlu berlebihan dalam membeli barang, kebutuhan tersebut,” papar Yuliswan.
Plt. Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu Andre Ristanto pada kesempatan ini mengharapkan adanya sinergi bersama baik Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota dan DJPB seta Bank Indonesia. Sinergi ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu.
“Jadi kami dari DJPB di bidang fiskalnya, sementara BI di bidang moneternya jadi kalau dua hal ini bisa bersinergi, ini akan sangat bagus apalagi kemudian ditindaklanjuti oleh dalam hal ini Pemerintah Daerah,” harap Andre Ristanto. (SA/Rls)