DPRD Seluma Minta Bupati Pertimbangkan Tuntutan Warga Pecat Kades ‘Asusila’

Caption foto: Kasus Dugaan Asusila Kades Dusun Baru, Kecamatan Ilir Talo, DPRD gelar Rapat Dengar Pendapat (Foto/dok: Info Negeri)
Caption foto: Kasus Dugaan Asusila Kades Dusun Baru, Kecamatan Ilir Talo, DPRD gelar Rapat Dengar Pendapat (Foto/dok: Info Negeri)

Infonegeri, SELUMA – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Seluma gelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dugaan video kasus perselingkuhan Kepala Desa (Kades) Dusun Baru, Kecamatan Ilir Talo, Kabupaten Seluma, Selasa (26/03/2024).

RDP yang digelar DPRD dipimpin langsung oleh ketua DPRD, Nofi Eriyan Andesca dan Waka II DPRD Samsul Aswajar serta hadiri Kades Ibrani, perangkat desa, ketua BPD serta yang terlapor dan Kapolsek Talo, menyikapi atas tuntutan warga untuk memecat Kades.

Dalam pernyataannya Samsul Aswajar mengatakan RDP ini menyikapi polemik kades Dusun Baru yang diminta mundur karena dituding selingkuh. Dari keterangan yang didapatkan hasil dari RDP kali ini akan dijadikan bahan pertimbangan keputusan.

“Kita sudah dapatkan keterangan dari pihak terkait hingga dari kepolisian yang menerangkan bahwa kasus kades selingkuh ini hanya baru isu yang digiring media. harusnya isu ini tidak terlalu dikembangkan atau dibesarkan,” kata Waka II.

BACA JUGA: Berbuat Asusila, Kades Dusun Baru Ilir Talo Diberhentikan

Dijelakannya, pemberitaan yang dimuat media yang menyebutkan Bupati Seluma akan mengeluarkan surat pemberhentian kades pada 1 April 2024 hanya miskomunikasi saja karena belum ada ketentuan. Dan ia meminta Bupati mengkaji ulang.

“Pemberhentian kades per tanggal 1 April 2024 yang muncul disetiap media itu belum menjadi keputusan Final, kami meminta kepada Bupati Seluma Erwin Octavian meninjau kembali keputusan akan berhentikan kades,” tegas Politisi Partai lambang beringin.

Sementara Kades Dusun Baru Ibrani membantah semua tudingan dugaan perselingkuhan, pemecatan terhadap guru ngaji, hingga kerap berbuat onar. “Belum dapat dibuktikan, faktanya semua saksi yang diperiksa tidak bisa menunjukkan bukti, ” kata Ibrani.

Ibran menegaskan, bahwa permasalahan ini ada keterkaitan dengan unsur politik, diduga gerakan tersebut ditunggangi oleh Cakades yang kalah tahun 2019 lalu. Ia juga menjelaskan, kordinator demonstrasi bernama Yoyon Putra adalah lawan politiknya.

Editor | Bima Setia Budi