Fenomena Hawa Dingin, BMKG Bengkulu: Gerak Semu Matahari

Infonegeri, BENGKULU – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Bengkulu menanggapi fenomena Aphelion yang saat ini terjadi. Dimana fenomena Aphelion ini adalah fenoma dimana letak bumi akan sangat jauh dari matahari.

Dijelaskan Haris Syahid sebagai prakirawan BMKG Bengkulu, dimana fenomena yang sedang terjadi karena jarak bumi ke matahari 5 menit cahaya perjalanan 90.000.000 km, menjadi 152.000.00 km saat terjadinya fenomena Aphelion, 66% lebih jauh dari jarak sebelumnya.

“Fenomena ini tidak bisa dilihat, namun bisa dirasakan dampaknya. Dan akan berlangsung sampai bulan Agustus mendatang. Serta akan mengalami cuaca yang dingin melebihi cuaca sebelumnya yang akan berdampak meriang, flu, batuk, sesak nafas, dan lain-lain.” ungkapnya, Rabu (14/07/2021).

Lebih lanjut, dirinya kembali menjelaskan bahwa hal tersebut hanya fenomena biasa yang sering terjadi, karena berulang setiap tahunnya. Dan hawa dingin ini sebenarnya lebih terkait dengan yang namanya gerak semu matahari. Selain itu ada beberapa penyebab fenomena hawa dingin terjadi.

“Seperti posisi matahari sedang berada dibumi bagian Utara, hal ini disebabkan oleh gerak semu matahari. Jadi untuk saat ini Bumi Bagian Utara (BBU) sedang mengalami musim panas, sedangkan Bumi Bagian Selatan (BBS) sedang mengalami musim dingin.” tambahnya.

“Saat ini angin Sedang mengalami periode angin timuran, sehingga kondisi udara dingin ini dibawa oleh angin tersebut dari Australia menuju ke Utara dan melewati wilayah kita Indonesia sehingga kondisi udara menjadi lebih dingin terutama pada malam hingga dini harinya.” lanjutnya.

Begitupun kondisi di Provinsi Bengkulu sendiri, dirinya mengatakan untuk dua hari belakangan dilanda hujan seharian sehingga menyebabkan suhu akan menurun dan terasa lebih dingin baik dari siang hingga malam atau dini hari.

Kemudian untuk kedepannya kondisi tersebut (Fenomena hawa dingin) akan tetap terasa, ‘Terutama pada malam hari-dini hari sampai beberapa bulan kedepan nanti, hingga posisi matahari akan berpindah ke Ekuator atau Khatulistiwa hingga ke BBS (Bumi Bagian Selatan),” sampainya. [Ajul/SA]