Ingkar Janji, 11 Desa Penyangga Ultimatum PT BRS

Infonegeri, BENGKULU UTARA – Penolakan warga di 11 desa di Kecamatan Air Napal Kabupaten Bengkulu Utara terhadap perpanjangan hak guna usaha yang diajukan oleh PT Bimas Raya Sawitindo (BRS).

Warga awalnya merasa ditipu oleh PT BRS untuk memberikan plasma, namun setelah ditunggu ternyata perjanjian ini adalah harapan palsu, dimana sampai dengan hari ini tidak ada kejelasan terhadap janji tersebut.

Warga yang tidak terima dengan janji palsu perusahan itu pun akhirnya mengultimatum untuk hengkang dari wilayah desa. Alih-alih ingin menyelesaikan masalah, PT BRS yang diback-up aparat justru menunjukan arogansinya.

Muaranya pada tanggal 28 Januari 2023, ketika warga ingin menanyakan secara langsung kepihak PT BRS, namun dijawab dengan pernyataan bahwa perusahaan sudah mendapat surat keputusan dari Badan Pertanahan Nasional.

Merasa kecewa dan tidak mendapat jawaban memuaskan warga akhirnya pulang dan berkumpul di titik Rumah warga yang tidak jauh dari lahan perusahaan. Saat itulah beberapa orang warga yang merasa dipermainkan tidak sanggup menahan amarah.

Akibat kemarahan ini alat transportasi dan pos jaga perusahaan dibakar warga. Saat kejadian, 10 orang warga ditangkap polisi. Sementara dua orang yaitu Supri dan Mustadi ditangkap di jalan saat hendak pulang ke Rumah.

Tidak itu saja, Duriman dan Erik ditangkap di halaman parkir Pengadilan Negeri Argamakmur pada 20 Februari 2023, setelah memberikan keterangan sebagai saksi korban di Pengadilan Negeri Arga Makmur.

Atas kejadian ini, kuasa hukum petani, Saman Lating SH menyatakan ada indikasi kesalahan dalam proses penangkapan tersangka atas nama Duriman, termasuk penetapannya sebagai tersangka.

Atas dasar itulah Duriman menyatakan untuk melakukan praperadilan terhadap proses penangkapan dan penetapan dirinya sebagai tersangka.

Pada saat pendaftaran praperadilan, Asian salah seorang tokoh warga kembali menyatakan bahwa mereka tidak ingin ada PT BRS di wilayah mereka.

“Tak ada manfaatnya buat kami, sementara kami butuh tanah karena warga semakin banyak,” katanya saat ikut mengantarkan gugatan praperadilan ke Pengadilan Negeri Argamakmur, Senin 3 April 2023. [SA]