Kota Bengkulu Mengalami Inflasi 0,39 Persen

Caption foto: Tankap layar BPS Bengkulu Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Inflasi Kota Bengkulu, Desember 2021.
Caption foto: Tankap layar BPS Bengkulu Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Inflasi Kota Bengkulu, Desember 2021.

Infonegeri, BENGKULU – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu mencatat indeks harga konsumen bulan Desember 2021 Kota Bengkulu mengalami Inflasi 0,39 persen dan berada di peringkat ke 77 dari 90 kota Inflasi di Indonesia.

Dikuti halam bengkulu.bps.go.id yang rilis (03/01/2022), Kota Bengkulu pada Desember 2021 mengalami inflasi sebesar 0,39 persen. Berdasarkan pemantauan BPS di 90 kota di Indonesia, 88 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi.

“Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 1,91 persen dan inflasi terendah di Pekanbaru sebesar 0,07 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Dumai sebesar 0,13 persen dan terendah terjadi di Bukittinggi sebesar 0,04 persen.” Rilis BPS.

Inflasi Kota Bengkulu terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks harga yang cukup besar pada beberapa kelompok pengeluaran. Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok pengeluaran rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 1,10 persen.

Inflasi juga diikuti kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,67 persen; kelompok pengeluaran transportasi sebesar 0,50 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,47 persen; kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,46 persen.

Begitupun inflasi kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,36 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,28 persen; kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,19 persen; dan kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,06 persen.

Kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok pengeluaran kesehatan sebesar 0,12 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang stabil adalah kelompok pengeluaran pendidikan.

“Dengan inflasi sebesar 0,39 persen di bulan Desember 2021 ini, maka besarnya inflasi tahun kalender (laju inflasi) sebesar 2,42 persen, dan inflasi tahunan (year on year) tercatat sebesar 2,42 persen.” Tulis BPS Provinsi Bengkulu.

Indeks Harga Konsumen/Inflasi Kota Bengkulu Menurut Kelompok

Perkembangan harga berbagai komoditas pada Desember 2021 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS, pada Desember 2021 terjadi inflasi di Kota Bengkulu sebesar 0,39 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,44 pada November 2021 menjadi 106,85 pada Desember 2021. Tingkat inflasi tahun kalender Desember 2021 sebesar 2,42 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 2,42 persen.

Inflasi Kota Bengkulu bulan Desember 2021 terjadi karena adanya kenaikan beberapa indeks harga yang cukup besar pada beberapa kelompok pengeluaran. Dari 11 kelompok pengeluaran, 8 kelompok memberi andil inflasi dan 3 kelompok yang tidak memberikan andil terhadap inflasi kota Bengkulu.

Kelompok pengeluaran yang memberi andil inflasi adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,46 persen dengan andil inflasi sebesar 0,12 persen; diikuti kelompok pengeluaran transportasi sebesar 0,50 persen dengan andil inflasi sebesar 0,08 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,28 persen dengan andil inflasi sebesar 0,04 persen.

Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,47 persen dengan andil inflasi sebesar 0,04 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,67 persen dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen; kelompok pengeluaran rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 1,10 persen dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen.

Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,36 persen dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen; dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,19 persen dengan andil inflasi sebesar 0,01 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang tidak memberi andil adalah kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok pendidikan dan kelompok kesehatan.

Inflasi ini utamanya disebabkan oleh naiknya tarif angkutan udara, harga minyak goreng, rokok kretek filter, seng, nasi dengan lauk, telur ayam ras, buku tulis bergaris, kopi siap saji, daging ayam ras dan shampo. Sementara pengendali besarnya inflasi dipengaruhi dengan turunnya harga cabai merah, daging sapi, bawang merah, bawang putih, beras, jeruk, daun bawang, susu bubuk untuk balita, vitamin dan emas perhiasan.

Indeks harga konsumen dan Inflasi antarkota di Pulau Sumatera dari 24 kota di wilayah Sumatera yang dipantau tingkat inflasinya pada bulan Desember 2021 lau, 22 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi. Dengan angka inflasi sebesar 0,39 persen, Kota Bengkulu menempati urutan ke 17 di wilayah Sumatera.

Inflasi tertinggi di wilayah Sumatera terjadi di Pangkal Pinang sebesar 1,27 persen dan inflasi terendah terjadi di Pekan Baru sebesar 0,07 persen. Sedangkan dua kota di Sumatera yang mengalami deflasi yaitu Dumai sebesar 0,13 persen dan Bukittinggi sebesar 0,04 persen.

Perbandingan Inflasi Tahunan

Pada Desember 2021 Kota Bengkulu mengalami inflasi sebesar 0,39 persen, angka ini lebih tinggi dibanding kondisi Desember 2020 yang mengalami inflasi sebesar 0,14 persen. Laju inflasi tahun kalender Desember 2021 sebesar 2,42 persen jauh lebih tinggi dari bulan Desember 2020 dengan laju inflasi sebesar 0,89 persen. Begitu juga dengan inflasi dari tahun ke tahun pada Desember 2021 sebesar 2,42 persen lebih tinggi dari bulan Desember 2020 sebesar 0,89 persen.

Perbandingan Antar Kota di Indonesia

Berdasarkan pemantauan Badan Pusat Statistik di 90 kota di Indonesia, 88 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 1,91 persen dan inflasi terendah di Pekanbaru sebesar 0,07 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Dumai sebesar 0,13 persen dan terendah terjadi di Bukittinggi sebesar 0,04 persen.

Inflasi di Tahun 2021

Selama tahun 2021 (Januari–Desember) di kota Bengkulu telah terjadi inflasi sebesar 2,42 persen atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari 104,33 pada bulan Desember 2020 menjadi 106,85 pada bulan Desember 2021.

Inflasi tertinggi pada tahun 2021 terjadi pada bulan November sebesar 0,52 persen di mana Kota Bengkulu menempati urutan ke-23 dari 90 kota yang dipantau tingkat inflasinya. Pemicu inflasi pada bulan November 2021 ini disebabkan oleh naiknya harga cabai merah, angkutan udara, mobil, minyak goreng, semen, seng, emas perhiasan, rokok kretek filter, rokok putih dan daging ayam ras.

Deflasi tertinggi pada tahun 2021 terjadi pada bulan Juli sebesar 0,12 persen. Deflasi yang terjadi pada bulan ini terutama disebabkan oleh turunnya harga daging ayam ras, emas perhiasan, beras, jengkol, cabai merah, kacang panjang, bawang merah, daging sapi, ikan nila dan tempoyak.

Andil Inflasi di Tahun 2021

Selama tahun 2021 dari 11 kelompok pengeluaran, semuanya memberikan andil yang positif terhadap inflasi dengan besaran masing-masing kelompok yaitu: kelompok makan, minuman dan tembakau sebesar 0,73 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,06 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya sebesar 0,31 persen; perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,15 persen.

Sedangkan kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen; kelompok transportasi sebesar 0,41 persen; kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,06 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,07 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,24 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,28 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,08 persen.

Uraian Menurut Kelompok Pengeluaran

  1. Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau: dari tiga sub kelompok yang tergabung dalam kelompok ini, pada tahun 2021 ketiganya mengalami kenaikan harga. Kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami kenaikan harga antara lain sub kelompok pengeluaran makanan dengan andil sebesar 0,41 persen, sub kelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,02 persen dan sub kelompok tembakau sebesar 0,29 persen. Secara keseluruhan kelompok makanan, minuman dan tembakau memberi andil inflasi sebesar 0,73 persen.
  2. Kelompok Pakaian dan Alas Kaki Kelompok pakaian dan alas kaki selama tahun 2021 mengalami inflasi. Kenaikan indeks pada kelompok ini dipicu oleh naiknya harga ongkos binatu/laundry, celana panjang jeans anak, ongkos jahit, kemeja panjang katun pria, seragam sekolah anak, pakaian bayi, kaos kutang/ singlet pria, kaos dalam/singlet anak, baju batik wanita, celana pendek anak-anak, sepatu pria dan lain-lain. Secara keseluruhan kelompok pakaian dan alas kaki memberikan andil inflasi sebesar 0,06 persen.
  3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya selama tahun 2021, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami inflasi. Naiknya indeks kelompok ini terutama disebabkan oleh naiknya upah tukang bukan mandor, harga baja ringan, besi beton, semen, batu bata/batu tela, pasir, jasa pembuangan sampah, kontrak rumah, kayu balokan dan sewa rumah. Secara keseluruhan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberi andil inflasi sebesar 0,31 persen.
  4. Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga selama tahun 2021 juga mengalami inflasi. Hal ini disebabkan dengan naiknya harga beberapa barang seperti panci, pembersih lantai, piring, sprey, sabun detergen bubuk/cair, kasur, spring bed, sabun cair/cuci piring, karpet, air conditioner (AC), kulkas/lemari es, blender dan lain-lain. Secara keseluruhan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga memberikan andil inflasi mendekati 0,15 persen.
  5. Kelompok Kesehatan Kelompok kesehatan selama tahun 2021 mengalami inflasi. Penyebab terjadinya inflasi pada kelompok ini adalah karena naiknya harga vitamin, obat gosok, obat batuk, tarif dokter spesialis dan lain-lain. Secara keseluruhan kelompok kesehatan memberikan andil inflasi sebesar 0,03 persen.
  6. Kelompok Transportasi Kelompok transportasi selama tahun 2021 ini mengalami inflasi. Penyebab terjadinya inflasi pada kelompok ini adalah karena naiknya tarif angkutan udara, perbaikan ringan kendaraan, cuci kendaraan dan lain-lain. Secara keseluruhan kelompok transportasi memberikan andil inflasi 0,41 persen.
  7. Kelompok Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan Kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan selama tahun 2021 juga mengalami inflasi. Terjadinya inflasi pada kelompok ini terutama disebabkan oleh naiknya harga televisi berwarna, laptop/notebook, telepon seluler, biaya administrasi asuransi, printer, biaya pulsa ponsel dan lain-lain. Secara keseluruhan, kelompok Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan menyumbang inflasi sebesar 0,06 persen.
  8. Kelompok Rekreasi, Olahraga dan Budaya Kelompok rekreasi, olahraga dan budaya selama tahun 2021 mengalami inflasi. Kenaikan indeks pada kelompok ini dipicu oleh naiknya harga buku tulis bergaris, rekreasi, kamera, sewa lapangan futsal, buku pelajaran SLTP, sepeda anak dan lain-lain. Secara keseluruhan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya memberikan andil inflasi sebesar 0,07 persen.
  9. Kelompok Pendidikan Kelompok pendidikan selama tahun 2021 mengalami inflasi yang dipengaruhi dengan naiknya biaya pendidikan Sekolah Menengah Atas, akademi/perguruan tinggi, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, uang bulanan mengaji dan lain-lain. Secara keseluruhan kelompok pendidikan memberikan andil inflasi sebesar 0,24 persen.
  10. Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran Pada tahun 2021, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran mengalami inflasi. Naiknya indeks kelompok ini terutama disebabkan oleh naiknya harga bakso siap santap, ayam goreng, mie, martabak, ayam bakar, ikan bakar, es, batagor dan lain-lain. Secara keseluruhan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran memberi andil inflasi sebesar 0,28 persen.
  11. Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya pada tahun 2021 mengalami inflasi. Penyebab terjadinya inflasi pada kelompok ini adalah karena naiknya harga shampo, pembalut wanita, tissu, sabun wajah, deodorant, sabun mandi, minyak rambut, parfum, alas bedak, lipstick, pembersih/penyegar, sikat gigi, masker kecantikan, dan lain-lain. Secara keseluruhan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya memberikan andil inflasi sebesar 0,08 persen.