Penambahan Kuota Solar Kembali Dipotong

Caption foto: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif didampingi Gubernur Rohidin Mersyah, Minggu (10/4/2022) melakukan pengecekan di lapangan atas kelangkaan BBM khususnya solar di SPBU Kota Bengkulu (Foto/dok: Soprian Ardianto).
Caption foto: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif didampingi Gubernur Rohidin Mersyah, Minggu (10/4/2022) melakukan pengecekan di lapangan atas kelangkaan BBM khususnya solar di SPBU Kota Bengkulu (Foto/dok: Soprian Ardianto).

Infonegeri, BENGKULU – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu melakukan gerak cepat dalam mengatasi kelangkan solar, dengan telah mengusulkan kuota kepada Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sebanyak 8.571 Kilo Liter.

Dikatakan Asisten II Pemerintah Provinsi Bengkulu, Raden Ahmad Denni, Pemprov dalam hal ini Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah telah berkirim surat ke BPH Migas untuk mengusulkan agar menambah kuota Solar di Provinsi Bengkulu.

“Saat ini sudah melakukan komunikasi ke BPH Migas melalui Dinas ESDM Provinsi untuk mengajukan tambahan solar. Dan surat yang diusulan Gubernur Bengkulu tersebut sudah dikirimkan seminggu lalu ke BPH Migas,” kata Asisten II, Kamis (26/10/2023).

Dengan telah diusulkannya penambahan tersebut dalam antisipasi kelangkaan Solar di Provinsi Bengkulu “Penambahan 8.571 Kilo Liter, kita mengharapkan ini bisa mencukupi hingga akhir tahun 2023, dan semoga usulan diakomodir,” harap Asisten II.

Namun sayang, lanjut Asisten II, pada Kamis (12/10/2023) lalu, surat penambahan kouta solar ke pihak BPH Migas kembali dipotong, “Dari 106.611 kilo liter ada pengurangan sebesar 6.8 persen sehingga kebutuhan minyak kita tidak akan mencukupi,” bebernya.

Diketahui sebelumnya, Pemprov Bengkulu pada akhir tahun 2022 lalu telah mengusulkan solar sebanyak 721.643 kilo liter untuk memenuhi kebutuhan di tahun 2023. Namun, pihak BPH Migas hanya mengakomodir sebesar 106.611 kilo liter dari total usulan.

Pewarta | Soprian Ardianto
Editor | Bima Setia Budi