Profil Kemiskinan Provinsi Bengkulu

Caption foto: Profil Kimisikinan di Pulau Sumatera (Foto/dok: bengkulu.bps.go.id)
Caption foto: Profil Kimisikinan di Pulau Sumatera (Foto/dok: bengkulu.bps.go.id)

Infonegeri, BENGKULU – Angka kemiskinan Provinsi di Pulau Sumatera, pada September 2022 presentase penduduk miskin Provinsi Bengkulu tertinggi kedua di Pulau Sumatera. Presentase penduduk miskin Bengkulu juga lebih tinggi dibandingkan presentase penduduk miskin nasional (Indonesia).

“Aceh 14,75 persen (818,47 ribu orang), Sumatera Utara 8,33 persen (1.262,09 ribu orang), Sumatera Barat 6,04 persen (343, 82 persen (343,82 ribu orang), Bengkulu 14,34 persen (292,93 ribu orang), Sumatera Selatan 11,95 persen (1.054,99 ribu orang), Lampung 11,44 persen (995,59 ribu orang), Bangka Belitung 4,61 persen (69,69 ribu orang), Jambi 7,70 persen (283,82 ribu orang) Kepulauan Riau 6,03 persen (148,89 ribu orang), Riau 6,84 persen (493,13 ribu orang), dan Indonesia 9,57 persen (26,36 juta orang)” dilansir data BPS Provinsi Bengkulu 2023.

PROFIL SINGKAT KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU

Profil Kemiskinan Provinsi Bengkulu pada bulan September 2022, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita perbulan dibawah garis kemiskinan) mencapai 14,34 persen (292,93 ribu orang) berkurang sebesar 0,09 persen poin dibandingkan dengan kondisi September 2021 yang sebesar 14,43 persen (291,79 ribu orang).

Presentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 14,73 persen turun menjadi 14,53 persen pada September 2022, sementara presentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2021 sebesar 14,28 persen turun menjadi 14,24 persen pada September 2022.

Selama periode maret 2022 – September 2022 jumlah penduduk miskin di daerah erkotaan turun sekitar 1.600 orang (dari 100,69 ribu orang pada maret 2022 menjadi 99,,08 ribu orang pada September 2022), begitu juga di daerah perdesaan berkurang sekitar 2,7 ribu orang (dari 196,54 ribu orang pada Maret 2022 menjadi 193,85 ribu orang pada September 2022).

Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Sumbangan garis Kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan pada September 2022 tercatat sebesar 73,19 persen. Kondisi ini mengalami penurunan jika dibandingkan kondisi September 2021 yaitu sebesar 73,94 persen.

Dari angkat kemiskinan Provinsi di Pulau Sumatera, pada September 2022 presentase penduduk miskin Provinsi Bengkulu tertinggi kedua di Pulau Sumatera dan juga penduduk miskin lebih tinggi dibandingkan penduduk miskin nasional. Disi lain Diansir dari Bank Indonesia Laporan Perekonomian Bengkulu Agustus 2022 sebagai berikut:

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan pada triwulan II 2022, jika dibandingkan dengan kondisi pada triwulan sebelumnya. Perekonomian Provinsi Bengkulu pada triwulan II 2022 tumbuh 4,76% (yoy), atau meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,03% (yoy).

Akselerasi pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh peningkatan konsumsi masyarakat pada momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadhan dan Idul Fitri, penurunan dampak pandemi COVID-19 serta perbaikan permintaan ekspor komoditas utama dari negara mitra dagang.

Dari sisi pengeluaran, komponen Konsumsi Umah Tangga (RT), dan Ekspor Barang dan Jasa menjadi komponen yang memberikan andil pertumbuhan tinggi pada ekonomi Provinsi Bengkulu. Dari sisi lapangan usaha, penguatan pertumbuhan ekonomi terjadi pada Lapangan Usaha (LU) Pertanian, LU Industri Pengolahan, dan LU Transportasi.

Pertumbuhan ekonomi Bengkulu diprakirakan akan melambat pada triwulan III 2022. Meningkatnya ketidakpastian global seiring meluasnya dampak geopolitik Rusia-Ukraina serta tren historis normalisasi level konsumsi masyarakat pasca HBKN Ramadhan dan Idul Fitri menjadi faktor perlambatan utama.

Lebih lanjut, belum kembalinya kinerja ekspor produk turunan kelapa sawit dan turunannya pasca penyesuaian kebijakan ekspor produk turunan kelapa sawit oleh Kementerian Perdagangan RI juga diperkirakan akan menahan pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu pada periode mendatang.

KEUANGAN PEMERINTAH

Realisasi pendapatan Provinsi Bengkulu pada triwulan II 2022 membaik jika dibandingkan dengan posisi pada tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut didorong oleh naiknya realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan lain-lain pendapatan yang sah. Membaiknya pendapatan daerah sejalan dengan berlanjutnya tren pemulihan ekonomi Provinsi Bengkulu pada triwulan II 2022.

Ekonomi Provinsi Bengkulu tercatat tumbuh sebesar 4,76% (yoy), atau meningkat dibandingkan dengan posisi pada triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 3,03% (yoy). Realisasi pendapatan Provinsi Bengkulu pada triwulan II 2022 tercatat sebesar Rp1.351,37 miliar atau mencapai 48,96% dari pagu yang telah ditetapkan. Realisasi pendapatan tersebut meningkat jika dibandingkan dengan posisi pada tahun sebelumnya yang hanya sebesar 42,6% dari pagu yang ditetapkan.

Realisasi belanja daerah juga tercatat meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan realisasi belanja operasi dan belanja transfer menjadi pendorong naiknya realisasi belanja pada triwulan laporan. Di sisi lain, realisasi belanja modal dan belanja tak terduga mengalami penurunan dibandingkan dengan posisi yang sama pada tahun sebelumnya.

Realisasi belanja APBN Provinsi Bengkulu triwulan II 2022 sebesar Rp2.794,86 miliar atau 20,27% dari pagu yang ditetapkan. Realisasi tersebut meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 19,166% dari pagu yang ditetapkan. Peningkatan tersebut didorong penyaluran Dana Alokasi Umum dan Dana Insentif Daerah.

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Realisasi inflasi Provinsi Bengkulu pada triwulan II 2022 tercatat sebesar 4,95% (yoy), atau meningkat dibandingkan dengan kondisi triwulan I 2022 yang hanya sebesar 2,83% (yoy). Tingkat inflasi Provinsi Bengkulu pada triwulan II 2022 juga tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi inflasi nasional yang tercatat sebesar 4,35% (yoy). Angka tersebut juga tercatat berada diatas tren historis 3 (tiga) tahun terakhir inflasi Provinsi Bengkulu yang sebesar 1,64% (yoy).

Meski lebih tinggi dibandingkan dengan nasional dan tren historisnya, inflasi Bengkulu pada periode laporan tercatat masih berada dibawah realisasi inflasi provinsi wilayah Sumatera yang tercermin dari angka inflasi rata-rata Sumatera yang sebesar 5,82% (yoy). Meningkatnya level konsumsi masyarakat pada momen HBKN Ramadhan dan Idul Fitri serta adanya gangguan pasokan di sejumlah sentra produksi akibat cuaca buruk mendorong tingginya tekanan inflasi Provinsi Bengkulu pada triwulan II 2022.

Mencermati perkembangan inflasi diatas,  tingkat inflasi triwulan III 2022 diprakirakan meningkat dibandingkan dengan triwulan II 2022 dan dimungkinkan berada di atas range sasaran inflasi nasional sebesar 3,0%±1%. Peningkatan diprakirakan disebabkan potensi pengalihan subsidi BBM yang dapat berpengaruh pada kenaikan harga gas dan bahan bakar minyak yang berpotensi memberikan 2nd round effect  pada harga barang dan jasa lainnya.

PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

Kinerja perbankan secara umum di Provinsi Bengkulu relatif meningkat pada triwulan II 2022 seiring dengan peningkatan jumlah kredit. Intermediasi perbankan secara umum mengalami peningkatan tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) pada triwulan laporan yang tercatat sebesar 190,94% atau meningkat dibandingkan dengan kondisi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 181,98%.

Kinerja perbankan syariah di Provinsi Bengkulu relatif meningkat pada triwulan II 2022 seiring akelerasi jumlah pembiayaan. Pangsa pasar perbankan syariah Provinsi Bengkulu saat ini berada pada level 7,48% atau lebih tinggi dibandingkan rata–rata nasional yang berada di bawah kisaran 5%. Namun demikian intermediasi perbankan syariah mengalami penurunan tercermin dari Financing to Deposit Ratio (FDR) pada triwulan laporan yang tercatat sebesar 142,29% atau menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 144,92%.

Aksesibilitas UMKM terhadap pembiayaan terus meningkat, tercermin dari meningkatnya pangsa kredit UMKM terhadap total kredit. Terjaganya pangsa kredit UMKM (39,35% dari total kredit) didorong oleh kebijakan pemerintah dalam mendorong perbankan dalam menyalurkan kreditnya kepada UMKM di tengah pandemi COVID-19.  Lebih lanjut, terdapat penurunan risiko kredit UMKM yang tercermin dari tingkat NPL sebesar 2,36% menurun dari triwulan sebelumnya sebesar 2,89%.

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Pada triwulan II 2022, aktivitas peredaran uang kartal di Provinsi Bengkulu mengalami net outflow. Hal ini menunjukkan jumlah aliran uang kartal yang masuk ke Bank Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan jumlah uang kartal yang keluar dari Kas Bank Indonesia Provinsi Bengkulu. Net outflow pada triwulan II 2022 mencapai Rp0,68 triliun.

Kondisi tersebut cenderung mengalami  penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat net inflow sebesar Rp 0,2 triliun. Penarikan bank pada triwulan II tahun 2022 tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan I tahun 2022 dikarenakan adanya peningkatan kebutuhan uang untuk perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadhan dan Idul Fitri.

Nilai transaksi melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) di Provinsi Bengkulu pada triwulan II 2022 tercatat sebesar Rp232 miliar atau terkontraksi 13,02% (qtq). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 2,47% (qtq). Tren penurunan yang terjadi telah berlangsung sejak triwulan IV 2021.

Sementara itu dilhat berdasarkan volumenya, volume transaksi SKNBI pada triwulan II 2022 juga tercatat terkontraksi sebesar 14,66% (qtq) dengan total transaksi sebanyak 4.576, atau lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang terkontaksi pada level -11,74% (qtq) (Grafik 5.9). Tren penurunan ini diperkirakan karena masyarakat yang mulai beralih menggunakan sistem layanan BI-FAST.

Semakin berkembangnya tren digitalisasi mendorong penggunaan sarana pembayaran non tunai RTGS, Alat Pembayaran Menggunakan Kartu, dan QRIS. Nilai transaksi BI-RTGS pada triwulan II 2022 tercatat sebesar Rp7,6 triliun, atau meningkat signifikan 229,5% dari triwulan sebelumnya.

Jumlah pengguna kartu kredit dan kartu atm di Provinsi Bengkulu masing-masing tumbuh 4%. QRIS menunjukkan peningkatan yang signifikan pada triwulan laporan dengan jumlah merchant tumbuh 17,24% mencapai 96.901 merchant dan pengguna QRIS tumbuh 41,2% mencapai 64.144 pengguna.

Kegiatan usaha penukaran valuta asing bukan bank mengalami penurunan pada triwulan laporan. Transaksi penjualan dan pembelian valas masing-masing turun sebesar 26,14% (qtq) dan 18,35% (qtq) (Grafik 5.25). Total nilai transaksi jual beli valuta asing di KUPVA BB pada Triwulan II 2022 sebesar Rp3,19 miliar dengan komposisi pembelian valas Rp 1,52 miliar dan penjualan valas Rp 1,68 miliar.

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Bengkulu menunjukan perbaikan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. TPT Provinsi Bengkulu menunjukkan penurunan dari 3,72% pada Februari 2021 menjadi 3,39% pada Februari 2022. Jumlah pengangguran Provinsi Bengkulu tercatat sebanyak 37.010 orang atau menurun 8,23% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 40.329 orang.

Penurunan angka pengangguran sejalan dengan perbaikan aktivitas ekonomi dengan melandainya kasus COVID-19. Keberlanjutan program vaksinasi juga mendorong perbaikan kondisi tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Bengkulu. Program vaksinasi sendiri mendorong keyakinan para pelaku usaha, untuk meningkatkan produktivitas usahanya, sehingga meningkatkan kebutuhan sumber daya manusia.

Perbaikan aktivitas ekonomi pasca pandemi COVID-19 mendorong penurunan angka kemiskinan di Provinsi Bengkulu. Berdasarkan data BPS pada periode Maret 2022 persentase penduduk miskin di Provinsi Bengkulu tercatat sebesar 14,62%, atau menurun dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar 15,22%.

Persentase penduduk miskin Provinsi Bengkulu menjadi yang tertinggi ketujuh secara nasional. Penurunan persentase penduduk miskin di Provinsi Bengkulu terjadi baik di daerah perkotaan dan pedesaan. Berdasarkan data yang sama, penurunan penduduk miskin pada Maret 2022 tercatat sebanyak 297.230 jiwa atau turun 8.770 orang jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya tercatat sebanyak 306.000 jiwa

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

Perekonomian Bengkulu pada triwulan IV 2022 diprakirakan akan meningkat dibandingkan dengan triwulan III 2022. Dari sisi pengeluaran, adanya momen perayaan HBKN Natal dan Tahun Baru akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan komponen konsumsi RT pada triwulan IV 2022. Lebih lanjut, progres vaksinasi yang semakin tinggi dan peningkatan mobilitas masyarakat seiring penurunan dampak pandemi COVID-19 juga akan turut menjadi faktor pendorong akselerasi komponen konsumsi RT.

Sementara dari sisi lapangan usaha, potensi peningkatan diprakirakan akan berasal dari lapangan usaha pertanian, seiring dengan masa panen TBS komoditas kelapa sawit pada akhir tahun 2022. Lebih lanjut, datangnya momen panen komoditas tabama juga diprakirakan akan mengakselerasi pertumbuhan lapangan usaha ini

Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu tahun 2022 secara keseluruhan diprakirakan akan menguat dibandingkan dengan tahun 2021. Tren perbaikan ekonomi global dan nasional diperkirakan akan menjadi faktor pendorong utama membaiknya ekonomi Provinsi Bengkulu pada tahun 2022.

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu pada tahun 2022 diprakirakan akan bersumber dari konsumsi RT dan pemerintah, kegiatan ekspor, dan investasi. Sedangkan dari sisi lapangan usaha, dorongan pertumbuhan ekonomi akan bersumber dari lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan. Selain itu juga didukung oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor, serta lapangan usaha industri pengolahan.

Pada triwulan IV 2022, tekanan harga di Provinsi Bengkulu diprakirakan meningkat dibandingkan dengan kondisi triwulan sebelumnya. Peningkatan konsumsi masyarakat pada momen HBKN Natal dan Tahun Baru, diperkirakan menjadi faktor utama pendorong tingginya tekanan harga pada triwulan IV 2022. Lebih lanjut, kondisi peningkatan tekanan inflasi juga didorong oleh adanya peningkatan ekspektasi masyarakat seiring capaian progress vaksinasi yang semakin tinggi.

Kondisi yang terjadi diprakirakan akan menekan kelompok volatile food khususnya untuk komoditas yang memang selalu persisten memberikan andil inflasi, seperti bawang merah, cabai merah dan cabai rawit. Pada sisi administered prices, peningkatan tarif angkutan udara seiring momen Natal dan Tahun Baru juga diprakirakan akan semakin mendorong tekanan harga pada triwulan IV 2022.

Selain itu juga terdapat potensi peningkatan harga bahan bakar minyak (BBM) seiring tingginya harga minyak global sebagai dampak konflik geopolitik Rusia dan Ukraina. Dari kelompok core, diprakirakan tekanan inflasi akan bersumber dari peningkatan harga komoditas emas perhiasan. Masih tingginya ketidakpastian global seiring adanya risiko geopolitik Rusia dan Ukraina serta Pandemi COVID-19 yang masih berlangsung menjadi faktor yang mempengaruhi masih tingginya harga emas perhiasan di domestik.

Tekanan inflasi di Provinsi Bengkulu pada tahun 2022 diprakirakan meningkat namun tetap akan mendukung sasaran inflasi nasional 3±1%. Sumber kenaikan inflasi pada tahun 2022 akan berasal dari kenaikan cukai rokok, yang akan ditransmisikan sepanjang tahun secara gradual, melalui kenaikan harga rokok kretek, rokok kretek filter, dan rokok putih.

Selanjutnya, sumber kenaikan inflasi lainnya diprakirakan berasal dari harga pangan yang bergejolak. Tekanan harga pada kelompok komoditas ini akan dipengaruhi oleh kondisi neraca pangan Provinsi Bengkulu yang saat ini mengalami defisit. Kondisi ini akan dipersulit dengan masih berlangsungnya pandemi COVID-19 yang memicu kebijakan pembatasan mobilitas. [Soprian]