Tak Bayarkan Honor, Dewan Minta Dikbud Panggil Kepsek SMAN 08 Rejang Lebong

Caption foto: Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Moh. Gustiadi, S.Sos Dapil Lebong dan Rejang Lebong.
Caption foto: Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Moh. Gustiadi, S.Sos Dapil Lebong dan Rejang Lebong.

Infonegeri, BENGKULU – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bengkulu, Moh. Gustiadi, S.Sos meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) memanggil Kepala Sekolah Menegah Atas Negeri (SMAN) 08 Rejang Lebong (RL).

Desakan tersebut setelah ia mendengar adanyan Honorer dan Satpam SMAN 08 RL yang belum terima gaji selama lima bulan. Pemanggilan Kepsek SMA N 08 RL guna mempertanyakan alasan penundaan hak-hak Honorer dan Satpam tersebut.

Anggota DPRD Dapil Lebong dan RL ini menilai ada yang salah dalam pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Sekolah tersebut sebab seluruh Sekolah Negeri di Provinsi Bengkulu menerima dana BOS dan tidak ada persoalan.

Terkait Gaji Honorer dan Satpam dan meminta Diknas Provinsi Bengkulu memanggil Kepala Sekolah Guna mempertanyakan apa persoalan mendasar sehingga hak-hak para honorer dan satpam ini tidak bisa dibayarkan terhitung bulan April 2022 lalu.

“Selaku Anggota Dewan menyayangkan masih ada honorer yang belum dibayar gajinya, sebab saya tau dengan gaji yang tidak seberapa tersebut merupakan salah satu sumber dalam memenuhi kebutuhan perekonomian mereka,” Jelasnya, Minggu (28/08).

Pria yang akrab disapa Edi Tiger ini mepertanyakan dan mendesak Dikbud “Terlebih dari itu pihak Diknas harus memanggil Kepsek tersebut mempertanyakan alasan penundaan gaji, sebab dari sekian sekolah yang menerima dana BOS kok bisa SMA 08 RL ini, yang tak mampu membayar gaji honorer dan Satpam tersebut,” ucapnya.

Sebelumnya saat dimintai keterangan melalui telepon beberapa waktu yang lalu, Kepsek SMA N 8 RL, Amina Tuzahroh saat ditanya terkait gaji guru honorer dan satpam yang belum di bayar, Amina lebih pilih bungkam, dan miminta agar datang ke Sekolah.

“Seperti ini saja pak, besok kalau ada kesempatan bapak datang langsung ke sekolah, tidak enak menjelaskan lewat telpon ini, inikan kita lagi di Rumah ada anak, dan keluarga, jadi besok saja datang ke Sekolah,” akhirnya dengan dialek daerah. [SA/TIM]