Infonegeri, BENGKULU – Provinsi Bengkulu 2023 mencatat pemanfaatan dana bantuan kesehatan mencapai Rp170,22 miliar dari pagu yang disediakan oleh pemerintah pusat sebesar Rp264,35 miliar, dalam perhatian dan penangan masalah kesehatan. (DJPb)
Dinkes Provinsi Bengkulu mencatat di tahun 2022 masih ada dari jumlah 31.655 bayi lahir, terdapat 904 Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), gizi kurang berjumlah 1.264. Hal ini lebih rendah di tahun sebelumnya 34.443 bayi lahir, 860 BBLR dan 2.380 gizi kurang.
“BBLR faktor kesehatan ibu dan asupan gizi ibu selama kehamilan sangat mempengaruhi hal ini. Sedangkan bayi gizi kurang membuat bayi berpotensi mengalami gangguan kesehatan jangka panjang, seperti gangguan mental, emosional, infeksi maupun fisik (stunting).” data Dinkes diolah BPS Bengkulu pada September 2023.
Walaupun mengalami penurunan, dan mendapat pujian dari Presiden Jokowi saat kunjungan Juli 2023 lalu, tentu ini harus tetap mendapatkan perhatian serta penanganan khusus dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, hingga tingkat keluarga.
Masalah stunting penting untuk diselesaikan, peran aktif dari seluruh pihak sangat dibutuhkan untuk terus memastikan pelaksanaan program penanggulangan stunting dapat berjalan dengan baik di Provinsi Bengkulu guna mempersiapkan generasi emas 2045.
Di Provinsi Bengkulu 3 Kabupaten tertinggi, dari angka kelahiran bayi, Kabupaten Bengkulu Utara bayi lahir 4.468, BBLR 296, gizi kurang 311, Kabupaten Seluma bayi lahir 3.162, BBLR 81, gizi kurang 172 dan Mukomuko bayi lahir 3.223, BBLR 46, gizi kurang 171.
Adapun sebaran selain di 3 Kabupaten tersebut, Kabupaten Bengkulu Selatan bayi lahir 2.310, BBLR 38, gizi kurang 102. Kabupaten Rejang Lebong bayi lahir 4.527, BBLR 93, kurang gizi 71. Kabupaten Kaur bayi lahir 2.046, BBLR 37, gizi kurang 107.
Mukomuko bayi lahir 3.223, BBLR 46, gizi kurang 171. Lebong bayi lahir 1.659, BBLR 60, gizi kurang 30. Kepahiang bayi lahir 20.050, BBLR 131, gizi kurang 110. Benteng bayi lahir 1.940, BBLR 63, gizi kurang 118. Kota Bengkulu bayi lahir 6.120, BBLR 59, gizi kurang 72.
Pewarta | Soprian Ardianto
Editor | Bima Setia Budi
