Penurunan Kepatuhan Prokes, Teuku Khawatir Lonjakan Kasus COVID-19

Infonegeri, BENGKULU –  Perjalanan libur panjang saat ini memicu lonjakan kasus Covid-19. Apalagi diiringi dengan kecenderungan masyarakat melakukan perjalanan dan penurunan kepatuhan terhadap protokol kesehatan.

Kekhawatiran akan lonjakan tersebut Teuku Zulkarnain Ketua Komisi I DPRD Kota Bengkulu, menjelaskan karena aktivitas perjalanan dan kerumunan saat ini banyak yang melanggar  kepatuhan protokol kesehatan (Prokes) Covid-19 di tengah-tengah Masyarakat.

Disampaikan Teuku Zulkarnain dalam Rapat Dengan Pendapat Komisi I bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Senin (24/05) yang mengkhawatirkan pasien Covid-19 akan datang secara bersamaan ke Rumah Sakit dalam jumlah yang besar usai libur lebaran.

“Kekhawatiran dikarenakan Kapasitas tempat tidur Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD) terbatas dan ditakutkan RSHD tidak mampu menangani pasien Covid-19 secara maksimal,” ujar Teuku  Zulkarnain.

Teuku Zulkarnain Ketua DPD PAN Kota Bengkulu melanjutkan bahwa Pemda perlu melakukan upaya antisipasi agar tidak meluas. Selain itu perlu juga dilakukan upaya preventif lain secara paralel demi meminimalisir peluang penularan covid-19.

Menanggapi hal tersebut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu, Susilawati mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya antisipasi peningkatan lonjakan covid-19 pasca lebaran.

”Untuk mengantisipasi peningkatan Covid-19 seperti optimalisasi vaksinasi massal, peningkatan kapasitas petugas surveilans dalam pengendalian penyebaran covid-19, penguatan satgas penanggulangan covid-19 hingga upaya pemberlakuan PPKM mikro tingkat kelurahan,”ucapnya.

Dikatakan Susilawati, untuk vaksinasi massal terbagi menjadi beberap sektor. Di sektor tenaga kesehatan, vaksinasi telah mencapai 93,71 persen, sementara di sektor pelayanan publik sudah mencapai 66,05 persen, sedangkan untuk Lansia baru mencapai 15,52 persen.

Ada kendala  yang sering dihadapi Dinkes untuk menuntaskan vaksinasi terhadap Lansia umumnya disebabkan karena ketiadaan pendamping Lansia.

“Ketiadaan pendamping Lansia dan akses transportasi yang sulit yang kemudian menghambat para Lansia ini memperoleh vaksinasi,” tutupnya.

Di akhir RDP, Teuku Zulkarnain mengingatkan Dinkes untuk memaksimalkan anggaran refocussing untuk penanganan covid-19. Menurut Teuku jangan sampai ada alasan minimnya anggaran sehingga menyebabkan Dinkes tidak optimal dalam menangani penyebaran covid-19 yang masih terus terjadi. [Ajul/Adv]