Digugat Lingkungan, PT PGE Sebut Tak Ada Laporan Petani

Caption foto: PGE Hululais perdayakan masyarakat sekitar perusahaan (Foto/dok: Tona Rhamadani)
Caption foto: PGE Hululais perdayakan masyarakat sekitar perusahaan (Foto/dok: Tona Rhamadani)

Infonegeri, BENGKULU – PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) Hululais adanya para petani Lebong merasa dirugikan akibat dampak lingkungan sehingga menyebabkan tertutupnya lahan sawah akibat peristiwa banjir dan longsor pada tahun 2018 silam.

Dengan itu, Anshoruddin, Senior Officer General Support Hululais PT PGE mengklarifikasi bahwa, pada 8 Februari 2018, terjadi bencana alam banjir bandang dan longsor di Bukit Gedang Hululais, Lebong, Bengkulu. Dimana Pemerintah Daerah Lebong telah mengonfirmasi bahwa tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Mengingat bencana alam banjir bandang tersebut menyebabkan terbawanya material dari Bukit Beriti melalui Sungai Air Kotok ke hilir. Bahkan material tersebut bukan merupakan sisa material dari lokasi operasional PGE.

“Hingga saat ini, pihak PGE tidak pernah menerima komplain dari pihak manapun terkait kerusakan lahan akibat dampak lingkungan kegiatan operasional PGE,” ujarnya dalam surat klarifikasi pada Rabu (31/01/2024).

Dijelaskan, pengendalian pencemaran dan pencegahan kerusakan lingkungan menjadi prioritas pihak nya dalam menjadi perusahaan panas bumi yang berkelanjutan dan patuh pada tata kelola.

BACA JUGA: Petani Lebong Gugat PT. PGE

Terlebih dalam menghadapi peristiwa tersebut, PGE telah memberikan dukungan dan bersinergi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lebong dengan bantuan berupa alat berat, yaitu ekskavator untuk membantu membersihkan lahan masyarakat yang terkena dampak dari bencana tersebut.

“PGE secara aktif melakukan upaya normalisasi dalam bentuk pemeliharaan hulu Sungai Air Kotok dengan menurunkan tiga alat berat setiap hari pasca kejadian untuk mengurangi sedimentasi yang mengalir ke Sabo Dam. Kegiatan ini sesuai dengan permintaan Pemerintah Daerah Kabupaten Lebong dan hingga saat ini PGE masih secara aktif memberikan bantuannya untuk membantu proses normalisasi tersebut,” katanya.

Selain itu, disampaikan, keseriusan PGE dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam operasional pemanfaatan sumber daya panas bumi yang tercermin saat PGE Area Hululais memperoleh Peringkat Pratama untuk Kinerja Bidang Kinerja Penerapan K3, dan Keteknikan Panas Bumi Serta Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan dalam Penghargaan Subroto 2023 oleh Kementerian ESDM.

“Sebagai proyek strategis nasional, PGE berkomitmen untuk menyediakan energi bersih yang terjangkau kepada masyarakat, sekaligus memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar. Hal ini dilakukan dengan menerapkan program CSR kepada masyarakat lokal, di antaranya: Bantuan sanitasi sekolah. Hal ini dilakukan melalui pembangunan atau renovasi toilet untuk 5 sekolah, diantaranya SDN 40 Lebong, SDN 83 Lebong, SDN 70 Lebong, TK Paud Dharma Wanita, dan MIS 03 GUPPI,” terangnya.

Lalu ada juga pelatihan stek kopi kepada 60 petani di wilayah ring 1 proyek Hululais. “Teknik ini memungkinkan petani memperoleh bibit kopi berkualitas dengan jumlah banyak dalam waktu singkat, sehingga dapat meningkatkan produktivitas, Kami sangat berharap adanya klarifikasi ini bisa menjadi bahan pertimbangan informasi bagi redaksi dalam menyampaikan informasi kepada publik,” tambah nya.

Editor | Bima Setia Budi